Showing posts sorted by relevance for query komponen-komponen-peta-dan-kelompok-peta. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query komponen-komponen-peta-dan-kelompok-peta. Sort by date Show all posts

Komponen – Komponen Peta Dan Kelompok Peta

Komponen – komponen Peta dan kelompok peta - hai sobat , kali ini kita akan berguru perihal komponen-komponen peta. Yuk dibahas. 

 kali ini kita akan berguru perihal komponen Komponen – komponen Peta dan kelompok peta
Komponen –komponen  Peta dan kelompok peta


Kapan peta mulai ada dan dipakai manusia? Peta mulai ada dan dipakai manusia, semenjak insan melaksanakan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk skema mengenai lokasi suatu tempat. Pada awal periode ke 2 (87M-150M), Claudius Ptolomaeus dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”.

Istila peta diambil dari bahasa inggris yaitu map. Kata itu berasal dari bahasa Yunani Mappa yang berarti taplak atau kain epilog meja. Menurut ICA (international Cartographic Association), peta ialah suatu citra atau representasi unsur-unsur kenampakan aneh yang dipilih dari permukaan bumi, yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Dengan demikian, peta ialah gambar, akan tetapi tidak semua gambar ialah peta.

Penggunan skala pada peta merupakan perbandingan antara bidang gambar dengan permukaan bumi sebenarnya. Permukaan bumi mustahil digambar sesuai ukuran aslinya, sehingga harus diperkecil dengan perbandingan tertentu. Karena peta sebagai citra permukaan bumi pada sebuah bidang datar, sedangkan bumi merupakan benda berbentuk bola maka untuk menciptakan peta, baik sebagian maupun seluruh permukaan bumi harus memakai teknik proyeksi tertentu. Ilmu yang mempelajari perihal pengetahuan dan teknik pembuatan peta disebut Kartografi, sedangkan orang yang jago menciptakan peta disebut kartografer.

Pada awalnya, pembuatan peta hanya untuk menggambarkan permukaan bumi yang bersifat umum. Setelah itu, peta berkembang sehingga menggambarkan hal-hal khusus yang diadaptasi dengan kebutuhan pembuat dan pengguna peta. Dengan demikian, peta yang biasa kau temukan sangat banyak jenisnya. Banyaknya jenis peta tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, contohnya tujuan pembuatan peta, jenis simbol dan skala yang digunakan, atau kecendrungan penonjolan bentuk fenomena yang akan digambarkan. Dari sekian banyak jenis peta, intinya sanggup dibagi ke dalam dua kelompok besar yaitu berdasarkan isi peta dan skala peta.

Menurut isi peta, dibedakan atas peta umu dan peta khusus :

1. Peta umum, ialah peta yang menggambarkan seluruh penampakan yang ada di permukaan bumi,, baik bersifat alamiah (misalnya sungai, danau,gunung, hutan dan laut) maupun budaya atau buatan insan (Misalnya : batas wilaya, jalan raya, kota, pelabuhan udara, perkebunan dan lain-lain). Contoh peta umum antara lain : peta dunia, peta korografi, peta rupa bumi dan peta topografi.
2. Peta khusus disebut pula peta tematik, ialah peta yang menggambarkan atau menyajikan warta penampakan tertentu (spesifik) di permukaan bumi. Pada peta ini, penggunaan simbol merupakan ciri yang ditonjolkan sesuai tema yang dinyatakan pada judul peta. Beberapa pola peta tematik antara lain : Peta iklim, peta geologi, peta penggunaan lahan, peta persebaran penduduk, dll.

Menurut skala yang dibuat, peta sanggup dikelompokkan sebagai berikut :
1. Peta kadaster, yaitu peta yang memilki skala antara 1 : 100 hingga dengan 1 : 5.000. Contoh peta hak milik tanah.
2. Peta skala besar, yaitu peta yang mempunyai skala antara 1 : 5000 hingga dengan 1 : 250.000. Contoh peta Topografi.
3. Peta skala sedang, yaitu peta yang meiliki skala antara 1 : 250.000 saampa dengan 1 : 500.000 Contoh : Peta kabupaten per provinsi.
4. Peta skala kecil, yaitu peta yang mempunyai skala antara 1 : 500.000 hingga dengan 1 : 1.000.000. Contoh : Peta Provinsi di Indonesia.
5. Peta Geografi, yaitu peta yang mempunyai skala lebih kecil dari 1 : 1.000.000. Contoh : Peta Indonesia dan Peta dunia.

Peta yang baik harus dilengkapi dengan komponen-komponennya, biar peta muda dibaca, ditafsirkan dan tidak membingungkan bagi pengguna peta. Adapun komponen-komponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta yaitu sbb :

1. Judul peta

Judul peta memuat isi peta. Dari judul peta kau sanggup segera mengetahui daera mana yang tergambar dalam peta. Contoh : Peta penyebaran penduduk pula jawa. Peta tata Guna tanah Propinsi bali, peta Indonesia dan lainnya. Judul peta merupakan komponen yang sangat penting. Sebab, biasanya sebelum membaca isi peta, para pengguna niscaya terlebih dahulu membaca judul peta. Judul peta hendaknya memuat atau mencerminkan warta sesuai isi peta. Selain itu, judul peta jangan hingga menjadikan penafsiran ganda pada peta. Judul peta,  biasanya diletakkan dibagian tengah atas peta atau sanggup juga diletakkan di penggalan lain dari peta, asalkan tidak menganggu ketampakan dari keseluruhan peta.

2. Skala peta

Sekala ialah perbandingan antara jarak dua titik sembarang dip eta dengan jarak sebenarnya, dan satuan ukuran yang sama. Skala sangat dekat kaitannya yang disajikan. Skala peta dicara dengan memakai rumus :  Skala peta  = Jarak objek dip eta : Jarak Objek di muka bumi.

Bila ingin menyajikan data rinci maka dipakai skala besar, contohnya 1 : 5.000. Sebaliknya, apabila ingin ditunjukkan kekerabatan ketampakan secara keseluruhan maka dipakai skala kecil, contohnya 1 :  1.000.000

Contoh : Untuk peta yang mempunyai skala 1 : 1.000.000, berarti jarak 1 cm dip eta sama dengan 100.000 cm jarak bahu-membahu di permukaan bumi.

Penulisan skala pada peta sanggup berupa skala angka menyerupai di atas, atau dalam bentuk skala garis (skala grafis). Garis atau batang pengukur tersebut dibagi-bagi menjadi beberapa penggalan dengan ukuran yang sama.

Skala garis sanggup dibaca satuan jarak 1 cm dip eta berbanding lurus dengan satuan jarak 5 km di lapangan. Apabila skala garis tersebut dikonversi atau diubah menjadi skala angka maka sanggup ditulis menjadi 1 : 500.000. Atau kau sanggup membuatnya dalam bentuk skala kalimat (Skala verbal) lantaran skala dinyatakan dalam bentuk kalimat. Skala ini biasanya terdapat pada peta-peta pembuatan inggris,dan umumnya kurang digunakan. Misalnya kita menemukan kalimat “One Inch equals approximately 4.5 miles” (Satu inci kurang lebih sama dengan 4,5 mil). Permyataan tersebut sanggup diartikan bahwa satuan jarak 1 inci (2,5 cm) dip eta berbanding lurus dengna satuan jarak 4,5 mil jarak bahu-membahu di lapangan.

3. Legenda atau keterangan

Legenda pada peta membuktikan arti dari simbol-simbol yang terdapat pada peta. Legenda itu harus dipahami oleh pengguna peta, biar tujuan pembuatannya mencapai sasaran. Legenda biasanya diletakkan di pojok kiri bawah peta. Selain itu, legenda peta juga sanggup diletakkan pada penggalan lain peta sepanjang tidak menganggu kenampakan peta secara keseluruhan.

4. Tanda arah atau tanda orientasi

Tanda arah atau tanda orientasi penting artinya pada suatu peta. Gunanya unntuk menawarkan arah utara, selatan, timur dan barat. Tanda orientasi perlu dicantumkan pada peta untuk menghindari kekeliruan. Tanda arah pada peta biasanya terbentuk tanda panah yang menunjuk kea rah utara. Petunjuk ini diletakkan di penggalan mana saja dari peta, asal tidak menganggu penampakan peta.

5. Simbol

Gambara yang ada pada peta merupakan warta geografis yang bekerjasama dengan bentuk wilayah beserta kenampakan fenomena alam atau budaya (buatan manusia). Misalnya, sungai, gunung, danau, rawa-rawa , laut, batas wilaya, perkambungan, kota, jalan raya, penduduk , dll.

Fenomena ala dan budaya mustahil digambarkan pada peta sama persis dengan keadaan bahu-membahu di permukaan bumi. Untuk memberi tanda fenomena yang terdapat pada suatu wilayah, dipergunakan lambang tertentu yang mempunyai makna dan gampang dipahami oleh banyak orang (pengguna peta).. Lambang tersebut dinamakan simbol peta.

Penggunaan simbol-simbol pada peta bersifat konvensional, artinya : sesuai dengan kelaziman umum atau sanggup dimengerti secara umum. Pemakaian simbol berlaku berdasarkan skala peta. Pada peta  termatik yang bertujuan untuk menampilkan fenomena tertentu maka pemakaian simbol akan menonjolkan penggalan tertentu tersebut. Misalnya pada peta jala maka simbol jalan digambar lebih hitam atau lebih tebal daripada biasanya.


Simbol yang sanggup ditemukan pada sebuah peta, secara garis besar sanggup kita golongkan menjadi empat jenis, yaknis : Simbol warna, simbol titik, simbol garis dan simbol wilayah.Adapun wujud simbol dalam kaitannya dengan unsur yang digambarkan sanggup dibedakan atas wujud pictorial, geometric, dan huruf.

Tag :Komponen –komponen  Peta dan kelompok peta,Komponen –komponen  Peta dan kelompok peta,Komponen –komponen  Peta dan kelompok peta,Komponen –komponen  Peta dan kelompok peta,Komponen –komponen  Peta dan kelompok peta

Langkah-Langkah Untuk Memperbesar Dan Memperkecil Peta

Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta - Hai sahabat segala fakta, sesudah kemarin kita membahas Komponen – komponen Peta dan kelompok peta, kini kita membahas langkah-langkah untuk memperbesar dan memperkecil peta. Setelah kau memahami langkah-langkah dalam menciptakan peta, jenis-jenis simbol peta dan penggunaanya, kini kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta. Langkah-langkah untuk memperbesar peta sama halnya dengan memperkecil peta, hanya tinggal kebalikannya. Langkah-langkah yang sanggup kau lakukan ialah sebagai berikut :

langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta
Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta


a. Menggunakan grid

Memperbesar dan atau memperkecil peta dengan dukungan grid atau garis-garis koordinat yaitu dengan mmeberikan garis khayal pada peta yang terdiri atas garis lintang dan garis bujur.

Jika gambar suatu kawasan diperbesar, berarti bentuk kawasan tetap, tetapi ukuran panjang dan lebar diperbesar, biangan pembagi skala menjadi lebih kecil, dan detail gambar makin banyak. Sebaliknya, jikalau gambar suatu kawasan diperkecil maka bentuk kawasan tetap, tetapi ukuran panjang dan lebar diperkecil, bilangan pembagi skala menjadi lebih besar dan detail gambar semakin sedikit. Urutan kerja sebagai berikut :

1. Menentukan kawasan yang akan digambar, contohnya menggambar peta pulau jawa, diketahui peta orisinil skala 1 : 15.000.000 berukuran 40 x 30 cm.
2. Menentukan pembesaran atau pengecilan gambar
a. Jika skala kawasan yang akan digambar menjadin1 : 7.500.000 ini berarti peta skala diperbesar 2 kali dan ukuran peta diperbesar 2 kali menjadi 80 x 60 cm.
b. Jika skala kawasan yang akan digambar menjadi 1 : 30.000.000, ini berarti skala peta diperkecil ½ kali dan ukuran peta diperkecil ½ kali menjadi 20 x 15 cm.
3. Menarik garis-garis yang sejajar garis tepi peta asli, sehingga terbentuk petak-petak. Jarak antargaris diubahsuaikan dengan ukuran pembesaran atau pengecilan. Misalnya jikalau peta orisinil berukuran petaknya 4 x 4 cm maka peta yang gres 8 x 8 cm jikalau diperbesar, menjadi 2x 2 cm jikalau diperkecil.
4. Melakukan langkah yang sama ibarat tahap 3 pada kertas lain yang dipersiapkan untuk memindahkan gambar.
5.Meniru rujukan garis yang membentuk gambar kawasan dalam peta orisinil pada kertas yang sudah dipersiapkan. Penarikan arah garis diubahsuaikan dengan titik-titik potong antara garis yang membentuk gambar kawasan dengan garis-garis yang membentuk petak-petak pada peta asli.
Setelah tiruan gambar kawasan pada peta selesai dilakukan, tahap terakhir ialah melengkapi bagian-bagian (komponen-komponen) peta pada gambar yang baru.

b. Fotocopy

Cara yang harus kau lakukan yaitu dengan memfotocopy peta tersebut. Bila kau ingain memperbesar peta maka gunakanlah mesin fotocopy yang sanggup memperbesar peta. Sebelum difotocopy, usahakan peta yang akan diperbesar skalanya sudah dirubah dlam bentuk skala garis atau batang, semoga perbuahan hasil peta yang diperbesar akan sesuai dengan perubahan skalanya. Akan tetapi, jikalau masih dalam bentuk skala angka maka akan sangat sulit untuk menyesuaikannnya.
c. Menggunakan alat pantograph
Selain dengan memmperbesar grid dan memfotocopy untuk memperbesar dan memperkecil peta,  maka sanggup memakai alat pantograph.
Pantograph sanggup mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Pada dasarnya, kerja pantograph menurut jajaran genjang. Tiga dari empat sisi jajaran genjang (A, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada ketiga sisi tersebut sanggup diubah-ubah sesuai kebutuhan, yaitu memperbesar atau memperkecil peta. Pada alat ini juga dipakai formulasi yaitu :
 = 100.

Contoh :
Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat
Diketahui : m = 1 (besar peta yang asli)
M = 5 (Besar peta yang akan dibuat)
Maka skala faktor =  x 100  = 20


Setelah didapat besarnya skala faktor, kemudian fotograf diatur sehingga masing-masing lengan pantograph mempunyai skala faktor sama dengan 20. Selanjutnya peta yang akan diperbesar letakkan di tempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah dilengkapi pensil. Kemudian gerakkan B mengikuti peta asal, melalui beling pengamat atau dijiplak.

Tag: Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta, Langkah-langkah untuk Memperbesar dan memperkecil peta

Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh - Hai sobat Segala Fakta, kali ini kita akan mencar ilmu tentang Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh :

 Penginderaan Jauh atau disingkat inderaja Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh
Penginderaan Jauh : Sumber Foto : wikipedia


A. Hakikat Penginderaan Jauh

Penginderaan Jauh atau disingkat inderaja,  berasal dari bahasa inggris yaitu remote sensing. Pada awal perkembangannya, inderaja hanya merupakan teknik yang dikembangkan untuk memperoleh data di permukaa bumi. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan iptek, ternyata inderaja seringkli berfungsi sebagai suatu ilmu. Everett dan simonerr mengemukakan bahwa hakikat penginderaan jauh sebagai suatu ilmu, lantaran terdapat suatu sistematika tertentu untuk sanggup menganalisis informasi ihwal permukaan bumi. Ilmu ini harus dikoordinasi dengan beberapa pakar ilmu lain mirip ilmu geologi, tanah, perkotaan dan sebagainya.

Adapun jago lainnya, yaitu Lillesand and kiefer (1990), beropini bahwa penginderaan jauh ialah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi ihwal suatu objek, tempat atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh dengan suatu alat tanpa kontak eksklusif dnegan objek daerah, atau fenomena yang dikaji.

Maksud dari alat yang tidak kontak eksklusif ialah alat yang dipakai pada perekaman objek tidak terdapat di permukaan bumi. Alat tersebut berada di angkasa maupun luar angkasa. Alat tersebut dinamakan sensor. Untuk membantu sensor berada di angkasa pada dikala perekaman objek dinamakan wahana. Wahana yang dipakai mirip satelit, pesawat udara, balon udara, gantole dan sebagainya. Sensor menghasilkan data yang dinamakan citra. Hasil perekaman objek pada gambaran ialah berupa foto udara dan foto serta gambaran satelit.

Citra sanggup diartikan sebagai gambaran yang tampak dari suatu objek yang diamati, hasil liputan dan atau rekaman suatu alat pemantau. Misalnya, memotret bunga di taman. Foto bunga yang berhasil kita buat itu merupakan gambaran bunga tersebut.

Menurut Hornby, gambaran ialah gambaran yang terekam oleh kamera atau alat sensor lain. Adapun berdasarkan simonett, dan kawan-kawan, gambaran ialah gambar rekaman suatu objek (biasanya berupa gambaran dan foto) yang diperoleh dengan cara optic, elektroptik, optik-mekanik, atau elektromekanik.

Di dalam bahasa inggris terdapat dua istilah, yaitu “image’ dan “imagery”, yang berarti gambaran dalam bahasa Indonesia. Data gambaran masih merupakan data mentah. Agar sanggup dimanfaatkan, maka gambaran harus diinterprestasikan atau diterjemahkan atau ditafsirkan terlebih dahulu.

Penggunaan jasa penginderaan jauh meningkat dengan pesat pada lima dasawarsa terakhir. Hal tersebut didasarkan pada beberapa alasa, antara lain sebagai berikut :
1. Hasil penginderaan jauh sanggup menandakan objek permukaan bumi yang relatif menyerupai, lengkap dan sanggup meliputi tempat yang luas
2. Dapat diinterprestasi secara tiga dimensi dengan pinjaman alat stereoskop
3. Objek yang tampak sanggup diwujudkan dalam bentuk hasil penginderaan jauh, terutama dengan pinjaman gelombang inframerah ternal yang dipakai pada dikala perekaman.
4. Data yang dihasilkan relative cepat dan menjangkau daerah-daerah yang sulit dijelajahi melalui jalur datar.
5. Dapat menginterprestasi tempat peristiwa dan kandungan sumber daya alam suatu daerah.
6. Hasil penginderaan jauh sanggup dibentuk ulang dalam waktu singkat.
Mengapa penginderaan jauh dipelajari dalam geografi? Penginderaan jauh merupakan suatu acara yang menghasilkan data permukaan bumi. Data ihwal permukaan bumi merupakan objek kajian ilmu geografi. Dengan demikian, penginderaan jauh sangat diharapkan dalam ilmu geografi.

B. Sistem Penginderaan jauh

 Penginderaan Jauh atau disingkat inderaja Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh
Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauhPenginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh : Sumber Foto : http://xtinachynie.blogspot.co.id


Penginderaan Jauh merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen. Komponen-komponen dan interaksi antarkomponen dalam sistem penginderaan jauh akan diuraikan sebagai berikut :
1. Tenaga untuk penginderaan jauh
Pengumpulan data dalam penginderaan jauh dilakukan dari jarak jauh dengan memakai sensor buatan. Untuk itu, diharapkan tenaga penghubung yang membawa data ihwal objek ke sensor. Data tersebut dikumpulkan dan direkam dengan (3) tiga cara, dengan variasi sebagai berikut :
a. Distribusi (force)
 Contoh, Gravitometer mengumpulkan data yang berkaitan dengan gaya tarik bumi.
b. Distribusi gelombang bunyi
Contoh, sonar dipakai untuk mengumpulkan data gelombang bunyi dalam air
c. Distribusi gelombang elektromagnetik
Contoh, kamera untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pantulan sinar.

Gambaran objek permukaan bumi merupakan hasil interaksi antara tenaga dan objek yang direkam. Tenaga yang dimaksud ialah radiasi matahari, tetapi kalau perekaman tersebut dilakukan pada malam hari dibentuk tenaga buatan yang dikenal sebaga tenaga pulsa.
Penginderaan jauh yang memakai tenaga buatan disebut sistem aktif. Hal ini didasarkan lantaran pada dikala perekaman pada malam hari diharapkan pinjaman tenaga. Proses perekaman objek tersebut melalui pancaran tenaga babtyab tebaga. Proses Prekeman objek tersebut melalui pancaran yang disebut tenaga pulsa berkecepatan tinggi, lantaran pada dikala pesawat bergerak tenaga pulsa yang dipantulkan objek direkam. Oleh lantaran tenaga pulsa memantul, pantulan yang tegak lurus memantulkan tenaga yang banyak, sehingga rona yang terbentuk akan berwarna gelap. Sementara tenaga pantulan pulsa radar relative kecil, sehingga rona yang terbentuk akan cerah. Sensor yang tegak lurus dengan objek (membentuk objek gelap) disebut near range, sedangkan yang membentuk sudut jauh dari sentra perekaman disebut far range.

Sumber tenaga yang dipakai dalam penginderaan jauh yaitu matahari, sebagai sumber untama tenaga elektromagnetik alami yang dipakai pada teknik pengambilan data objek. Penginderaan jauh dengan memanfaatkan tenaga alamiah disebut penginderaan jauh sstem pasif. Radiasi matahari yang terpancar ke segala arah, terurai menjadi aneka macam panjang gelombang : mulai dari panjang gelombang dengan unit terkecil (pikometer) dengan unit terbesar (kilometer).

Tenaga ini mengenai objek di permukaan bumi, kemudian dipantulkan ke sensor. Ia juga sanggup berupa tenaga dari objek yang dipancarkan ke sensor. Jumlah tenaga matahari yang mencapai bumi (Radiasi) dipengaruhi oleh waktu (jam, musim), lokasi dan kondisi cuaca. Jumlah tenaga yang diterima pada siang hari lebih banyak bila dibandingkan dengan jumlah uang diterima pada pagi dan sore hari. Kedudukan matahari terhadap tempat di bumi berubah sesuai perubahan musim.

2. Atmosfer
Atmosfer bersifat selektif terhadap panjang gelombang, sehingga hanya sebagian kecil saja tenaga elektromagnetik yang sanggup mencapai permukaan bumi dan dimanfaatkan untuk penginderaan jauh. Bagian spectrum elektromagnetik yang bisa melalui atmosfer dan sanggup mencapai permukaan bumi disebut “jendela atmosfer”. Jendela atmosfer yang paling awal dikenal orang dan paling banyak dipakai dalam penginderaan jauh hingga kini ialah spectrum tampak yang dibatasi oleh gelombang 0,4 hingga 0,7.

Tenaga elektomagnetik dalam jendela atmosfer tidak sanggup mencapai permukaan bumi secara utuh, lantaran sebagian mengalami kendala oleh atmosfer. Hambatan ini terutama disebabkan oleh butir-butir yang ada di atmosfer mirip debu, uap air, dan gas. Proses penghmabatannya terjadi dalam bentuk serapan, pantullan dan hamburan.

3. Sensor
Sensor ialah alat yang dipakai untuk melacak, mendeteksi, dan merekam suatu objek dalam tempat jangkauan tertentu. Tiap sensor mempunyai kepekaan tersendiri terhadap pecahan spectrum elektromagnetik.

Kemampuan sensor untuk mereka  gambar terkecil disebut resolusi spasial. Semakin kecil objek yang sanggup direkam oleh sensor, semakin baik kualitas sensor itu, dan semakin baik resolusi spasial citra.

Berdasarkan proses perekamannya, sensor dibedakan ke dalam sensor fotografi dan sensor elektronik.
1. Sensor Fotografik
Proses perekamannya berlangsung secara kimiawi. Tenaga elektromagnetik diterima dan direkam pada emulsi film yang bila b  akan menghasilkan foto. Apabila pemotretan dilakukan dari pewasat udara atau wahana lainnya, foto disebut foto udara. Tapi bila pemotretan dilakuan dari antariksa, atau memakai satelit, fotonya disebut gambaran satelit atau foto satelit.
2. Sensor elektronik
Sensor ini memakai tenaga elektrik dalam bentuk sinyak alektrik. Alat akseptor dan perekamannya nberpuapita magnetic atau detector lainnya. Sinyal elektrik yang direkam pada pita magnetic ini kemudian diproeses menjadi data visual maupun data digital yang siap dikomputerkan. Pemerosesan semoga menjadi gambaran sanggup dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. dengan memotret data yang direkam memakai pita magnetic yang diwujudkan secara visual pada layar monitor.
b. Dengan memotret data memakai film perekam khusus. Hasilna berupa foto dengan film sebagai alat perekamnnya, tapi film disini hanya berfungsi sebagai alat perekam saja, sehingga karenanya disebut gambaran penginderaan jauh.

4. Wahana

Kendaraan yang membawa alat pemantau dinamakan wahana. Berdasarkan ketinggian peredaran atau tempat pemantauannya, wahan di angkasa sanggup diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu:
1. Pesawat terbang rendah medium (low to medium altitude aircraft). Dengan ketinggian antara 1000 meter hingga 9000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasikan ialah gambaran foto (foto udara).
2. Pesawat terbang tinggi (high altitude aircraft), dengan ketinggian sekitar 18.000 meter dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan yaitu foto udara dan multispectral scanner data.
3. Satelit, dengan ketinggian antara 400 km hingga dengan 900 km dari permukaan bumi. Citra yang dihasilkan ialah gambaran satelit.

5. Perolehan data

Perolehan data sanggup dilakukan dengan cara maual, yaitu dengan interprestasi secara visual. Selain itu, sanggup pula dengan cara numeric atau digital yaitu dengan memakai computer. Foto udara pada umumnya  diinterprestasi secara manual, sedangkan data hasil penginderaan jauh secara elektronik sanggup diinterprestasi secara manual maupun numerik.
Interprestasi citra
Di dalam penginderaan jauh, interprestasi gambaran merupakan langkah yang harus dilakukan semoga kita mendapat informasi dari gambaran untuk dimanfaatkan. Menurut Este dan Simonett (1975), interprestasi gambaran merupakan perbuatan mengkaji foto udara atau gambaran dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti pentingnya objek tersebut. Jadi, di dalam interprestasi cita, penafsir mengkaji gambaran dan berupa mengenali objek melalui tahapan acara deteksi, identifikasi dan analisis.

1. Deteksi
Deteksi ialah perjuangan penyadapan data secara global, baik yang tampak maupun yang tidak tampak. Di dalam deteksi ditentukan ada tidaknya suatu objek. Misalnya, objek berupa savana.
2. Identifikasi
Identifikasi ialah acara untuk mengenali objek yang tergambar pada citra. Objek ini sanggup dikenali berdasarkan ciri yang terekam oleh sensor  dengan memakai alat stereoskop. Ada tiga ciri utama yang sanggup dikenali, yaitu ciri spectral, ciri spasial, dan ciri temporal.
a. Ciri spektral, merupakan ciri yang dihasilkan oleh interaksi antara tenaga elektromagnetik dengan objek. Ciri spectral dinyatakan dengan rona dan warna. Rona ialah tingkat kegelapan atau kecerahan objek pada citra. Adapun faktor yang mempengaruhi rona antara lain:
1. Karakteristik objek (permukaan berangasan atau halus)
2. Bahan yang dipakai (jenis film yang digunakan)
3. Pemrosesan emulsi (diproeses dengan hasil redup, setengah redup dan gelap)
4. Keadaan cuaca (cerah atau mendung)
5. Letak objek (pada lintang rendah atau tinggi)
6. Waktu pemotretan (penyinaran pada bulan juni atau desember)
b. Ciri spasial, merupakan ciri yang terkait dengan ruang yang meliputi
1. Tekstur
2. Bentuk
3. ukuruan
4. Pola atau susunan keruangan
5. Situs
6. Bayangan
7. Asosiasi
C. Ciri temporal
 Ciri temporal adala ciri yang terkait dengan benda pada dikala perekaman. Misalnya ; rekaman sungai pada dikala isu terkini hujan tampak cerah, sedangkan pada dikala isu terkini kemarau tampak gelap.
Pada dasarnya interprestasi gambaran terdiri atas dua acara utama, yaitu perekaman data gambaran dan penggunaan datanya untuk tujuan tertentu. Perekaman data gambaran berupa pengenalan objek dan unsure yang tergambar pada gambaran serta penyajiaannya ke dalam bentuk table, grafik dan peta tematik.
Urutan acara melalui tahapan berikut :
a. Menguraikan atau memisahkan objek yang mempunyai rona berbeda
b. Ditarik garis batas/deliniasi bagi obejk yang mempunyai rona sama
c. Setiap objek dikenali berdasarkan karakteristik spasial dan unsur temporalnya.
d. Objek yang sudah dikenali, diklasifikasi sesuai dengan tujuan interprestasinya
e. Digambarkan ke dalam peta kerja atua peta sementara
f. Untuk menjaga ketelitian dan kebenarannya, dilakukan pengecekan medan (lapangan)
g. Interprestasi final berupa pengkajian atas teladan atau susunan keruangan (obek)
i. Dipergunakan sesuai tujuannya.
Untuk penelitian murni, kajiannya diarahkan pada penyusunan teori, dan analisisnya dipakai untuk penginderaan jauh; sedangkan untuk penelitian terapan, data yang diperoleh dari gambaran dipakai untuk analisis dalam bidang tertentu.
Pengenalan objek dalam menginterprestasi gambaran merupakan pecahan yang sangat penting. Tanpa pengenalan identitas dan jenis objek, maka objek yang tergambar pada gambaran mustahil dianalisis. Prinsip pengenalan objek pada gambaran didasarkan pada penyelidikan karakteristiknya pada citra.
Selain delapan unsur di atas (rona, tekstur, bentuk, ukuran, pola, situs, bayangan dan asosiasi) dalam menginterprestasi citra, juga tidak kalah pentingnya mengenal bentuk fisik foto udara dan memilih skalanya.
Bentuk fisik foto udara ialah persegi dengan ukuran standar 23 cm x 23 cm. Setiap lembaran foto udara mempunyai beberapa informasi tepi, yaitu sebagai berikut :
1. Tanda fiducial, yaitu titik lengah pada setiap tepi foto udara
2. Titik principal, yaitu representasi dari posisi kamera yang tegak lurus terhadap objek permukaan bumi. Titik principal merupakan titik tengah yang diperoleh dar pertemuan garis lurus yang ditarik dari setiap titik fiducial.
3.waterpass, untuk mengetahui tegak atau miringnya objek yang direkam. Jika dalam informasi waterpas terlihat lebih kecil dari angka 3, foto udara dianggap tegak.
4. Jam terbang, yaitu informasi ihwal waktu pemotretan dilakukan. Jam terbang sanggup mengatakan arah mata angin dari foto udara
5. Fokus kamera, yaitu untuk mengetahui panjang focus kamera yang dipakai dalam menghitung skala foto udara. Fokus udara dinyatakan dalam satuan militer.
6. Altimeter, yaitu informasi untuk mengetahui ketinggian pesawat pada objek yang dipotret. Satuan yang dipakai yang dipakai yaitu meter dan kilometer.
7. Informasi lembaga, yaitu nama forum yang melaksanakan pemotretan.
8. Nomor foto udara, yaitu untuk menyatakan lembar atau jalur terbang tempat pemotretan.
Penentuan skala pada foto udara, sanggup diformulasikan melalui rumus :



Keterangan :
S = Skala foto udara
F = Fokus kamera
H =  Tinggi pesawat
h = tinggi objek

Contoh :
Perekaman objek dengan memakai kamera yang mempunyai panjang focus 14, 7 mm (f). Tinggi terbang pesawat 7000 meter di atas permukaan maritim (H) dan ketinggian objek 1200 meter di permukaan maritim (h). Berapakah skala foto udara tersebut?
Jawab  :



Perhitungan skala di atas, dilakukan dengan membandingkan panjang focus dengan tinggi terbang dari objek. Tetapi bila pada foto udara tdak dicantumkan ketinggian terbang, maka perhtungan skala sanggup ditentukan dengan membandingkan jarak di foto udera dengan jarak datar di lapangan memakai rumus sebagai berikut :




Keterangan ;
S = Skala foto udara
Jf = jarak di foto
Jl = Jarak datar di lapangan

6. Pengguna data

Pengguna data (orang, tubuh atau pemerintah) merupakan komponen paling penting dalam penginderaan jauh. Karena, para penggunalah yang sanggup memilih diterima atau tidaknya hasil penginderaan jauh tersebut. Data yang dihasilkan meliputi wilayah dan sumber daya alam suatu Negara, sehingga merupakan data yang sangat penting untuk orang banyak. Oleh lantaran itu, data ini perlu dijaga penggunanya.


Tag: Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh, Penginderaan Jauh | Hakikat Penginderaan Jauh | Sistem Penginderaan jauh