Showing posts sorted by relevance for query tradisi-dan-kepercayaan-di-indonesia. Sort by date Show all posts
Showing posts sorted by relevance for query tradisi-dan-kepercayaan-di-indonesia. Sort by date Show all posts

Tradisi Dan Iktikad Di Indonesia



Setelah kita membahas inspirasi dari Boenjamin Setiawan, seorang Pendiri Kalbe Farma ( Dr. Boen ) kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk . bahas apa ya ? emm kita bahas tradisi dan kepercayaan di indonesia aja yuk . silahkan baca pengetahuan wacana tradisi dan kepercayaan berikut ini .

 kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk  Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia
tradisi dan kepercayaan di indonesia
Pada masyarakat indonesia masih banyak pandangan dan anggapan wacana alam mistik dan kepercayaan lain yang belum seluruhnya lenyap . oleh lantaran itu , berbagai tradisi dan kepercayaan yang menempel benar pada masyarakat, sehingga dilestarikan secara turun temurun

beberapa istilah di masyarakat yang berafiliasi dengan alam gaib, dan kepercayaan antara lain :
a. animisme
animisme ialah kepercayaan terhadap benda-benda yang mengandung roh dan bayangkannya roh-roh itu dengan bentuk-bentuk tertentu. roh-roh tersebut memiliki kekuatan hidup dan terdapat pada flora , hewan, benda-benda mati ibarat batu, gunung dan patung

 kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk  Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia
tradisi dan kepercayaan di indonesia
b. Dinamisme
Dinamisme ialah kepercayaan yang menganut adanya benda-benda yang memiliki kekuatan gaib. misalnya majemuk pusaka.

 
 kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk  Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia
tradisi dan kepercayaan di indonesia

c. Amulet / jimat
Amulet / jimat ialah benda-benda yang berkekuatan mistik untuk menambah kekuatan pada dirinya.

 kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk  Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia
tradisi dan kepercayaan di indonesia

d. Syamanisme
syamanisme ialah kepercayaan akan adanya orang yang sanggup menghubungkan insan dengan roh. mediator yang menghubungkan roh dalam mengobati orang sakit atau minta petunjuk lain disebut pendekar ( pawang )

 kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk  Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia
Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia

e. Feitisy
Feitisy ialah benda-benda yang berkekuatan mistik yang berkhasiat bagi masyarakat besar tetapi tidak dibawa atau dipunyai oleh setiap orang. benda itu disimpan dan dirawat ditempat tertentu. pada waktu tertentu. pada waktu tertentu diadakan upacara keagamaan . rujukan pusaka-pusaka di keraton jawa

 kita ganti ke pokok pembahasan yang lain dulu yuk  Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia
Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia

beberapa rujukan tradisi dan kepercayaan yang masih menempel pada beberapa masyarakat sebagai berikut :

1. dilakukan dengan tujuan mempengaruhi alam/ keadaan tertentu

a. pesta upacara di maritim dilakukan oleh masyarakat nelayan dengan tujuan memohon santunan roh-roh penjaga maritim biar melimpahkan hasil ikan maritim dan melindungi keselamatan perahu-perahu nelayan.
b. upacara adab tradisional di akal-akalan bali dan kawasan lainnya yang dilengkapi bunyi-bunyian dan penampilan tari-tarian. dalam hubungan kepercayaan bertujuan sebagai penyambutan dan penghormatan kepada dewa-dewa . sehingga dewa-dewa berkenan hatinya dan sudi melimpahkan berkah keselamatan dan kesejahteraan.
c. upacara menolak hujan oleh seorang pawang, berafiliasi dengan hajad perkawinan atau pesta lainnya yang akan diadakan
d. upacara adab higienis desa di jawa dan bali , dilakukan sesudah panen. pembacaan do’a ditujukan kepada tuhan untuk memohon berkah dan keselamatan. darah binatang yang disembelih dan dipercikkan di dalam tanah bertujuan menghalau hantu-hantu jahat
e. berziarah/nyadran ke makam leluhur untuk meminta berkah dan keselamatan serta mendo’akan biar arwah damai di sisi sang pencipta

2. upacara dan tradisi perkawinan
a. upacara nyawer, yaitu menaburkan beras kuning, bercampur uang logam kepada mempelai tujuannya sebagai pelepasan terakhir dari orang tua. beras dan uang logam mengandung makna biar mempelai dalam berumah tangga dilimpahi keselamatan, kebahagian, rejeki, dan harta benda.
b. di masyarakat sunda dalam upacara perkawinan ada yang disebut ngeuyeuk seureuh, yaitu dua mempelai berebut mengambil barang dalam tumpukan dan tertutup dengan kain. barang yang terambil menjadi membuktikan masa depan hidupnya, rejekinya melimpah jika bekerja dalam bidang  yang bersangkut paut dengan jenis barang yang diambil
c. upacara huap lingkung, yaitu kedua mempelai saling menyuapi nasi tiga kali, mengandung makna dalam berumah tangga harus sama-sama mencari dan menikmati secara gotong royong
d. upacara perkawinan berdasarkan adab minangkabau , palembang dan bugis di kalangan keluarga yang berada dilaksanakan besar-besaran dipakai lambang-lambang dan pelengkap yang mengandung makna edukatif

3. upacara dan tradisi yang berkenan dengan perubahan tingkatan usia
a. upacara tingkeban
pada masyarakat jawa dan suka dilakukan bayi dalam kandungan yanh berumuh tujuh bulan perempuan yang mengandung dimandikan dengan air bunga tujuh macam, dengan tujuan supaya nanti sanggup melahirkan dengan lancar, sehat dan selamat
b. upacara tedak siti
dilakukan pada masyarakat jawa dengan cara bayi diturunkan ke tanah dengan tujuan biar bayi sehat, dan berpengaruh , tidak terkena oleh daya mistik yang terkandung dalam bumi
c. upacara ngruwat
dikalangan masyarakat jawa anak yang lahir sebagai anak tunggal harus diruwat, artinya harus disemati dengan mengadakan upacara khusus yaitu menyelenggarakan pertunjukan wayang dengan dongeng bathoroko ( murwoko ) . anak pria yang diruwat biasanya sekaligus pada waktu dikhitankan.
d. upacara tulak ancaman bagi bayi biar dijauhi hantu, dikuntilanak
untuk mengusir kuntilanak dengan mengadakan upacara dan menyediakan tumbal berupa binatang yang disembelih untuk kenduri

4. upacara tradisi pemakaman/ upacara kematian
a. pada masyarakat jawa dan sunda upacara kematian dilakukan pada ketika meninggalnya pada hari ke 3, ke 7, ke 40, ke 100, dan ke 1000. upacara  yang pokok berupa sedekah kenduri tujuannya supaya arwah yang mati tidak mengganggu keluarga yang ditinggalkan
b. di bali bagi pemeluk agama hindu mayit dibakar yang disebut ngaben, kemudia abunya di buang ke laut
c. di bali di desa trunyam mayat tidak dikuburkan di dalam tanah, juga tidak dibakar tetapi diletakkan diatas dengan posisi tidur ditempat yang telah ditentukan
d. ditoraja dan dimasyarakat dayak pesta upacara untuk menghormat arwah nenek moyang dilakukan secara besar-besaran , dengan menyembelih puluhan ternak. dalam kepercayaan masyarakat toraja, kehidupan arwah tidak berbeda dengan insan di dunia. penyembelihan puluhan ternak dimaksudkan untuk membekali arwah biar hidupnya di alam arwah selalu sejahtera.

Itulah Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia, semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan :)

tag : Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia, Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia,Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia ,Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia, Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia, Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia, Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia, Tradisi dan Kepercayaan di Indonesia

Pengetahuan Lengkap Ihwal Makanan Di Indonesia

Masakan Indonesia merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah ibarat kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak berdasarkan materi dan tradisi-adat yang terdapat pula imbas melalui perdagangan yang berasal ibarat dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh kebudayaan Indonesia serta imbas asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi lebih banyak didominasi penduduk Indonesia namum untuk potongan timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur di sisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan materi makanan orisinil Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni masakan India, Timur Tengah, Cina, dan kesannya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa banyak sekali materi makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan flora rempah orisinil Indonesia kepada seni masakan dunia. Seni masakan daerah potongan timur Indonesia ibarat dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan imbas Timur Tengah dan India, ibarat penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak orisinil nusantara. Unsur budaya masakan Cina sanggup dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan ibarat bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia.
Beberapa jenis hidangan orisinil Indonesia juga sekarang sanggup ditemukan di beberapa negara di benua Asia. Masakan Indonesia yang terkenal ibarat sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai ibarat variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai inovasi orisinil Jawa, pembiasaan lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai yakni oncom, ibarat dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat terkenal di Jawa Barat.
Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada ajun dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di banyak sekali tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatera Barat) juga lazim didapati makan pribadi dengan tangan telanjang.
Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, ibarat restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda pecel lele dan ayam goreng khas Jawa Timur. Tempat ibarat ini biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis semoga memperlihatkan aroma segar. Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya dipakai untuk mencuci tangan sebelum dan setelah makan dengan menggunakan tangan telanjang.
Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan Cina yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia ibarat bakmi atau mi ayam dengan pangsit, mi goreng, dan kwetiau goreng (mi pipih goreng, ibarat char kway teow).

Nasi

Nasi yakni materi makanan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat Indonesia modern, dan pertanian padi menempati posisi utama dalam kebudayaan Indonesia; membentuk bentang alam; dijual di pasar; merupakan materi dasar banyak jenis makanan dari yang gurih sampai manis. Pada umumnya beras dimakan dalam bentuk nasi biasa yang bercita-rasa tawar dengan sedikit sayur-mayur dan lauk-pauk sobat nasi disisinya sebagai sumber protein dan sumber gizi lainnya. Beras juga sanggup dijadikan ketupat (beras dikukus dalam anyaman daun kelapa), lontong (beras dikukus dalam kemasan daun pisang), intip (kerupuk beras), jajanan, bihun, mi, arak beras, dan nasi goreng.  merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesiaPadi termasuk dalam pola makan sehari-hari, akan tetapi seiring berkembangnya teknologi, maka dimungkinkan untuk memperjualbelikan padi dan beras dari tempat lain. Bukti temuan padi liar ditemukan di pulau Sulawesi berasal dari sekitar tahun 3000 SM. Meskipin demikian, bukti awal dari pertanian beras didapati dari prasasti era kedelapan di Jawa yeng menyebutkan raja menerapkan pajak dalam bentuk padi. Pembagian kerja antara laki-laki, perempuan, dan binatang ternak tetap lestari dalam pertanian padi di Indonesia, ibarat ditemui dalam gesekan relief candi Prambanan, Jawa Tengah yang berasal dari era kesembilan: Bajak sawah diikatkan pada kerbau; wanita menanam benih dan menumbuk padi, serta pria mengangkut padi hasil panen dengan pikulan di pundaknya. Pada era keenambelas, bangsa Eropa yang mengunjungi kepulauan Indonesia memandang nasi sebagai makanan bergengsi yang disajikan oleh kaum darah biru dan ningrat ketika upacara dan perayaan pesta.
Pertanian padi memerlukan sinar matahari yang cukup. Penanaman padi di Indonesia terkait dengan perkembangan perkakas pertanian dari logam dan pemeliharaan ternak kerbau untuk membajak sawah dan kotorannya dipakai untuk pupuk. Aslinya bentang alam Indonesia diselimuti oleh hutan hujan tropis, namun secara perlahan mulai digantikan dengan sawah dan permukiman untuk berbagi pertanian padi yang telah berkembang selama 1500 tahun.
Bahan makanan pokok lainnya yakni jagung (di daerah kering ibarat Madura dan Nusa Tenggara), sagu (di daerah Indonesia Timur), singkong (dikeringkan dan disebut tiwul sebagai alternatif makanan pokok di daerah gersang Jawa ibarat Gunung Kidul dan Wonogiri), ketela serta umbi-umbian (khususnya pada animo paceklik).

Bumbu

 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesiaTermahsyur di seluruh dunia sebagai "Pulau Rempah-rempah", kepulauan Maluku menyumbangkan flora rempah aslinya bagi seni masakan dunia. Rempah atau bumbu ibarat pala, kapulaga, cengkeh, laos yakni flora orisinil Indonesia; sementara lada hitam, kunyit, sereh, bawang merah, kayu manis, kemiri, ketumbar, dan asam jawa diperkenalkan dari India sebagaimana jahe, daun bawang, dan bawang putih yang diperkenalkan dari China. Tanaman bumbu dari benua Asia itu telah dikembangkan semenjak zaman dahulu kala, dan telah menjadi potongan integral seni masakan Indonesia.
Pada masa lalu, Kerajaan Sunda dan kemudian Kesultanan Banten terkenal di seluruh dunia sebagai penghasil utama lada hitam dengan kualitas terbaik. Kemaharajaan laut ibarat Sriwijaya dan Majapahit juga berkembang dan makmur berkat perdagangan rempah-rempah antara pulau rempah Maluku di Nusantara dengan India dan China. Kemudian VOC juga meraih laba besar dari perdagangan rempah dunia. Kegemaran orang Indonesia akan makanan pedas semakin diperkaya dengan diperkenalkannya cabe dari benua Amerika oleh pedagang Spanyol semenjak era ke-16. Sejak ketika itu sambal menjadi potongan penting dalam masakan Indonesia.

Saus Kacang (Bumbu Kacang)

 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesiaSejak diperkenalkan dari Meksiko oleh pedagang Portugis dan Spanyol pada era ke-16, bumbu kacang yang terbuat dari kacang tanah menempati posisi istimewa dalam seni masakan Indonesia sebagai saus yang populer. Kacang tanah tumbuh subur di iklim tropis Asia Tenggara, dan sekarang sanggup ditemui dalam bentuk digoreng, dibakar, diiris halus, ditumbuk, disiramkan di atas masakan atau menjadi saus celup. Salah satu ciri penting dari masakan Indonesia yakni penggunaan bumbu kacang yang luas dalam banyak sekali masakan khas Indonesia ibarat sate, gado-gado, karedok, ketoprak, dan pecel. Saus atau bumbu kacang Indonesia mewakili hal yang rumit dan membumi, daripada suatu bumbu yang kental dan anggun . Bumbu kacang ini biasanya disiramkan ke atas materi utama (daging atau sayur) untuk memperlihatkan rasa, atau hanya sebagai saus celup "sambal kacang" (campuran cabe rawit dan kacang goreng yang digiling) untuk otak-otak atau ketan. Bumbu kacang mencapai tingkat perkembangan yang canggih di Indonesia, dengan keseimbangan rasa yang halus yang diperoleh dari banyak sekali materi sesuai resep masing-masing jenis bumbu kacang; kacang goreng, gula jawa, bawang putih, bawang merah, jahe, asam jawa, jeruk nipis, sereh, garam, cabai, lada, dan kecap manis, semuanya dihaluskan dan dicampur dengan pemanis air untuk mencapai tekstur yang tepat. Rahasia bumbu kacang yang baik yakni "tidak terlalu kental dan tidak terlalu encer". Bumbu kacang Indonesia tidak terlalu anggun jikalau dibandingkan bumbu kacang Thailand (yang merupakan pembiasaan campuran). Gado-gado yang dimakan dengan bumbu kacang tersedia hampir di seluruh Indonesia dan menampilkan keseimbangan yang halus dari cita rasa manis, pedas, dan asam.

Santan

 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesia

Karena Indonesia terletak di daerah beriklim tropis, maka semenjak dahulu masyarakat Indonesia telah memanfaatkan banyak sekali kekayaan flora tropis ibarat kelapa. Salah satu ciri khas masakan Indonesia yakni banyak menggunakan santan, ibarat rendang, soto, sayur lodeh, opor ayam, serta minuman ringan ibarat cendol dan es doger. Santan tidak hanya milik masakan Indonesia, sebab santan juga dikenal dalam seni memasak India, Samoa, Thailand, Malaysia, Filipina, sampai Brasil. Meskipun demikian santan sangat sering dipakai dalam masakan Indonesia, terutama pada masakan Padang, sementara pada masakan Minahasa, santan jarang dipakai dalam masakan, kecuali beberapa makanan ringan anggun ibarat klappertart.
Ada dua jenis santan dalam masakan Indonesia, santan encer dan santan kental. Perbedaan ini berdasarkan kadar air yang dikandungnya. Santan encer biasanya dipakai untuk sayur berkuah ibarat lodeh dan soto, sementara santan kental dipakai untuk rendang dan aneka makanan ringan anggun dan penganan ringan. Santan sanggup diperoleh dari parutan kelapa segar di pasar atau dalam kemasan karton di pasar swalayan.
Setelah sari kelapa diperoleh dan menjadi santan, ampas parutan kelapa sanggup dipakai sebagai urap, dibumbui dan dicampur sayuran. Urap ibarat gado-gado, perbedaanya yakni bumbu kacang diganti menjadi bumbu parutan kelapa. Ampas kelapa juga sanggup disangrai dan dibumbui menjadi serundeng. Akan tetapi untuk mendapat hasil yang lebih gurih, sebaiknya jangan menggunakan ampas kelapa, tetapi kelapa segar yang masih mengandung sarinya. Serundeng parutan kelapa berbumbu ini sanggup dicampur irisan daging atau ditaburkan begitu saja di atas soto atau ketan. Salah satu rujukan penggunaan santan yang kaya yakni Buras dari Makassar, beras ketan dibungkus daun pisang dan dimasak dalam santan, kemudian ditaburkan kelapa parut berbumbu pedas ibarat serundeng.

Waktu makan

Untuk daerah Indonesia potongan barat, makanan biasanya dimasak pagi menjelang siang untuk disantap pada tengah hari untuk makan siang. Umumnya keluarga Indonesia tidak menetapkan waktu niscaya untuk makan bersama dimana semua anggota keluarga harus hadir. Karena alasan ini maka kebanyakan makanan dibentuk semoga abadi dan tetap sanggup dimakan walaupun dibiarkan dalam suhu ruangan selama beberapa jam. Seringkali masakan yang sama dihangatkan kembali untuk makan malam. Makanan Indonesia umumnya mengelilingi nasi yang terbuat dari beras lokal. Makanan sanggup terdiri dari sup atau sayuran serta lauk-pauk utama. Apapun jenis masakannya, sering kali dilengkapi dengan sambal.
Untuk daerah Indonesia potongan timur, masyarakat setempat lebih dipengaruhi oleh budaya kepulauan Pasifik, ibarat di Papua dan Timor, sumber karbohidrat didapat dari sagu atau umbi-umbian.

Pesta dan perayaan: Tumpeng dan Rijsttafel

 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesia

Banyak pesta dan upacara dalam adab istiadat tradisional Indonesia melibatkan makanan dan pesta. Salah satu rujukan terbaik yakni tumpeng. Tumpeng berasal dari Jawa, berupa nasi berbentuk kerucut dikelilingi beraneka ragam masakan Indonesia. Tumpeng biasanya ada dalam perayaan "selamatan". Nasi tumpeng dicetak dengan menggunakan anyaman bambu berbentuk kerucut, nasinya sendiri sanggup berupa nasi putih biasa, nasi uduk (dimasak dengan santan), atau nasi kuning (diwarnai dengan kunyit). Nasi ini dikelilingi masakan khas Indonesia ibarat sayuran urap, ayam goreng, semur daging, teri kacang, udang goreng, telur pindang, dadar gulung iris, tempe orek, perkedel kentang, perkedel jagung, sambal goreng ati, dan lainnya. Tumpeng berasal dari adab dan kepercayaan orisinil masyarakat Indonesia yang memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para ilahi atau roh leluhur. Nasi berbentuk kerucut dimaksudkan untuk menggandakan bentuk gunung suci. Perayaan dimaksudkan sebagai wujud rasa syukur atas berlimpahnya panen dan segala berkah lainnya dari Yang Maha Kuasa. Karena mempunyai nilai perayaan dan syukuran, sampai sekarang tumpeng sering kali berfungsi sebagai "kue ulangtahun versi Indonesia".
Pesta perayaan Indonesia lainnya yakni Rijstafel (Bahasa Belanda: meja nasi), masakan ini memamerkan kemewahan pesta makan nan elegan khas orang kaya pada masa kolonial sekaligus menampilkan keanekaragaman seni masakan Indonesia. Rijstafel klasik terdiri dari 40 macam masakan yang disajikan oleh 40 orang pelayan yang bertelanjang kaki, mengenakan berbusana seragam resmi warna putih, blangkon, dan kain batik melilit pinggang mereka. Pesta kontemporer Indonesia ketika ini mengadopsi hidangan bufet gaya Barat. Bufet atau juga disebut prasmanan biasanya sanggup ditemukan pada pesta perkawinan atau perayaan lainnya. Hidangan prasmanan disajikan di atas meja panjang. Tata letak prasmanan pesta ijab kabul di Indonesia biasanya terdiri dari: piring, alat makan (sendok dan garpu), serbet tisu, diletakkan di ujung, dilanjutkan dengan sajian nasi (nasi putih dan nasi goreng), serangkaian hidangan khas Indonesia maupun kadang kala disajikan pula hidangan asing, sambal, kerupuk, dan diakhiri dengan gelas air putih atau minuman ringan di ujung meja prasmanan.

Minuman

Minuman paling umum dan terkenal di Indonesia yakni teh dan kopi. Rumah tangga Indonesia biasanya menyajikan teh anggun dan kopi tubruk untuk tamu. Sejak masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan terutama di Jawa terkenal sebagai penghasil teh, kopi, dan gula. Sejak ketika itu teh dan kopi panas digemari oleh warga Indonesia. Teh hitam melati yakni jenis teh yang paling terkenal di Indonesia, akan tetapi sebab meningkatnya kesadaran akan kesehatan, teh hijau mulai digemari. Biasanya kopi atau teh disajikan sebagai minuman panas atau hangat, akan tetapi es teh anggun cuek juga digemari. Teh botol yakni minuman teh melati anggun dalam kemasan botol yang digemari di Indonesia, bahkan bersaing dengan minuman ringan soda mancanegara ibarat coca cola dan fanta. Kopi susu yakni versi Indonesia untuk Café au lait.
Jus buah-buahan juga sangat populer, antara lain jus jeruk, jus jambu, jus mangga, jus sirsak, dan jus alpokat yang biasanya disajikan dengan ditambah susu kental anggun coklat atau putih sebagai minuman pencuci mulut.
Banyak minuman terkenal berdasarkan es dan sanggup dikategorikan sebagai minuman pencuci mulut. Es yang terkenal antara lain es kelapa muda, es cincau, es cendol atau es dawet, es kacang merah, es blewah, dan es rumput laut.
Minuman panas yang anggun juga sanggup ditemukan, ibarat bajigur dan serbat yang khususnya terkenal di Jawa Barat. Minuman hangat ini dibentuk dari santan dan gula jawa dengan adonan rempah lainnya. Sekoteng (minuman susu hangat dengan kacang, potongan roti, dan pacar cina) sanggup ditemukan di Jawa Barat dan Jakarta. Wedang jahe (minuman jahe hangat) dan wedang ronde (minuman hangat dengan bola-bola ubi) khususnya terkenal di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesiaSebagai negara dengan penduduk lebih banyak didominasi beragama Islam, umat muslim Indonesia diharamkan untuk meminum alkohol. Akan tetapi semenjak zaman kuno suku bangsa orisinil di kepulauan Nusantara telah mengenal minuman beralkohol. Berdasarkan kabar dari China, masyarakat Jawa Kuna meminum semacam arak yang disadap dari kelapa yang disebut tuak. Kini tuak bertahan dan terkenal di daerah suku Batak, Sumatera Utara yang kebanyakan beragama Kristen. Kedai minum tradisional Batak yang disebut lapo tuak menyajikan tuak. Di Solo, Jawa Tengah, ciu (adaptasi lokal arak China) juga dikenal. Brem (arak beras) Bali botolan juga terkenal di Bali. Indonesia juga berbagi bir merek lokal ibarat Bir Bintang dan Anker Beer.

 

 

 

Kudapan dan jajanan

 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesia

Di banyak sekali kota besar lazim ditemui jajanan China ibarat bakpao, bakmi, dan bakso yang dijual baik oleh pedagang kakilima di tepi jalan atau di restoran. Masakan Cina seringkali diubahsuaikan menjadi masakan Indonesia. Salah satu rujukan pembiasaan ialah daging babi jarang dipakai dan diganti daging sapi sebab menyesuaikan dengan lebih banyak didominasi warga Indonesia yang kebanyakan muslim. Salah satu makanan jajanan pinggir jalan yang terkenal yakni siomay dan batagor (singkatan dari Bakso Tahu Goreng), pempek, bubur ayam, bubur kacang hijau, sate, nasi dan mie goreng, toge goreng, laksa, dan gorengan. Jajanan pinggir jalan Indonesia juga meliputi banyak sekali minuman manis, ibarat es cendol atau es dawet, es teler, es cincau, es doger, es campur, es potong, and es puter. Kue khas Indonesia sering disebut sebagai jajan pasar. Indonesia mempunyai kekayaan banyak sekali macam makanan ringan dan kue, baik gurih maupun manis. Kue terkenal diantaranya risoles, pastel, lumpia, lemper, lontong, tahu isi, lapis legit, getuk, bakpia, bika ambon, lupis, lemang, timpan, klepon, onde-onde, nagasari, soes, dan bolu kukus.
Pedagang jajanan pinggir jalan lazim ditemukan di Indonesia, demikian juga pedagang keliling yang menggunakan gerobak, sepeda, atau pikulan. Pedagang makanan pinggir jalan atau pedagang keliling ini disebut pedagang kaki lima - (berdasarkan lajur trotoar selebar lima kaki di Indonesia, akan tetapi teori lain menyebutkan kata 'kaki lima' berdasarkan jumlah tiga kaki gerobak dengan dua kaki pedagangnya!). Kebanyakan pedagang keliling atau kakilima ini mempunyai ciri khas dan alat tertentu untuk mengumumkan kehadirannya, ibarat pedagang sate berteriak "teeee sateee", pedagang gorengan memukul-mukul penggorengan, pedagang bakso memukulkan mangkok atau kentongan, atau pedagang mie ayam memukul kentongan atau balok kayu.

Buah-buahan

 merupakan pencerminan bermacam-macam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara  yang t pengetahuan lengkap ihwal makanan di indonesia
Pasar di Indonesia penuh dengan banyak sekali jenis buah tropis. Buah yakni potongan penting dalam pola makan Indonesia, baik dimakan langsung, dijadikan makanan ringan anggun (seperti es buah), disajikan menjadi masakan gurih atau pedas ibarat rujak, pisang goreng, diproses menjadi keripik ibarat keripik nangka dan keripik pisang.
Banyak jenis buah-buahan ibarat Manggis, Rambutan, Nangka, Durian, dan Pisang, yakni tanamam orisinil Indonesia; sementara beberapa jenis buah-buahan diimpor dari negara tropis lainnya, meskipun demikian asal mula buah-buahan ini masih diperdebatkan. Pisang dan kelapa sangat penting, tidak hanya untuk masakan Indonesia, tetapi untuk banyak sekali keperluan ibarat materi bangunan untuk dinding atau atap, minyak, bantalan makan, kemasan, dan lain-lain.
 
courtesy : wikipedia

Tradisi Lokal, Hindu, Buddha , Dan Islam

TRADISI LOKAL, HINDU, BUDDHA , DAN ISLAM - Sebelum datangnya efek hindu-Buddha dan islam masuk ke indonesia, masyarakat indonesia telah mengenal kehidupan religius yang dijadikan pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupan. Setelah masuknya efek Hindu, Buddha dan islam, terjadilah interaksi dan memengaruhi kehidupan masyarakat di indonesia.

 masyarakat indonesia telah mengenal kehidupan religius yang dijadikan pedoman untuk bersi TRADISI LOKAL, HINDU, BUDDHA , DAN ISLAM
TRADISI LOKAL, HINDU, BUDDHA , DAN ISLAM 


A. Perpaduan tradisi lokal, hindu buddha dan islam dalam Institusi sosial masyarakat di banyak sekali daerah

Sebelum datangnya efek hindu-buddha dan islam, masyarakat indonesia telah mengenal kehidupan religius yang dijadikan pedoman untuk bersikap dan berperilaku dalam kehidupannya. Hampir setiap kegiatan selalu dilandasi dengan upacara religius, baik dalam kegiatan mata pencaharian, moral istiada perkawinan, tata cara penguburan, selamat-selamatan (jawa=slametan), maupun dalam kehidupan lainnya. Mereka patuh menjankan pranata-pranata yang berbau religius dan magis tersebut lantaran mereka beranggapan bahwa apabila terjadi pelanggaran akan mendapat kutukan dari arwah nenek moyang yang dampaknya akan mendatangkan tragedi terhadap warga masyarakatnya.
Tradisi kehidupan religius ini semula bentuknya masih sangat sederhana (Sebelum efek hindu-Buddha merupakan tradisi lokal) sehingga saat efek hindu-buddha masuk ke indonesia, tradisi-tradisi lokal ini tidak musna melainkah justru makin berkembang. Hal ini dikarenakan efek hindu-Buddha juga menyesuaikan dengan kehidupan masyarakat setempat, hanya saja cara-cara dan upacara religiusnya bersumberkan pada fatwa hindu-Buddha.

Demikian juga efek islam masuk juga ikut mewarnai kehidupan tradisi-tradisi yang ada di indonesia. Segala kegiatan kehidupan masyarakat yang menganut agama islam, bersumber pada fatwa agama islam. Dengan demikian dari masa purba hingga dengan masuknya efek islam, kehidupan tradisi-tradisi     tersebut masih tetap berlangsung dan mendapt tempat sendiri-sendiri di kalangan masyarakat sesuai dengan kondisi tempat dan tingkat iktikad masyarakat yang bersangkutan. Bentuk-bentuk perpaduan antara tradisi lokal, Hindu-Buddha, dan islam di dalam kehidupan masyarakat, antara lain sebagai berikut

1. Pertunjukan wayang
Salah satu bentuk tradisi warisan nenek moyang kita ialah pertunjukan yang bisa bertahan berabad-abad lamanya dan mengalami perubahan serta perkembangan hingga dengan bentuknya yang sekarang. Fungsi pertunjukan wayang sepanjang perjalanan sejarahnya tidaklah tetap dan bergantung pada kebutuhan tuntunan.

Pertunjukan wayang pada mulanya merupakan upacara pemujaan arwah nenek moyang. Setelah efek hindu-Buddha masuk maka pertunjukan wayang mengalami perkembangan. Pertunjukan wayang kemudian banyak menyadur dari efek hindu-buddha dengan mengambil kisah dari mahabrata dan ramayana. Ketika efek islam masuk, pertunjukan wayang makin berkembang dan bersumberkan fatwa agamaislam. Para wali sanga, khusus sunan kalijaga memakai pertunjukan wayang sebagai media dakwah. Jadi, pertunjukan wayang di samping sebagai sarana pendidikan, komunikasi, dan hiburan rakyat juga dipakai untuk berbagi agama islam. Bahkan, hingga zaman modern kini ini dengan banyak sekali peralatan yang canggih, pertunjukan wayang masih tetap eksis sebagai sarana pendidikan, hiburan dan komunikasi yang efektif untuk menunjang pembangunan.

2. Upacara penguburan

Bentuk tradisi warisan nenek moyang yang lainnya yaitu upacara penguburan. Adat dan tata cara penguburan di indonesi berbeda di setiap tempat sehingga banyak sekali ragamnya. Hal ini masuk akal mengingat bangsa indonesia terdiri atas banyak sekali suku bangsa, agama, dan iktikad dengan moral istiadat yang berbeda pula.
ada banyak sekali cara perawatan mayat selain penguburan, contohnya mayat dibakar (dikremasi), dibiarkan hancur di alam terbuka, atau disimpan di bangunan khusus dan sebagainya. Ada yang memilih mayat segera dikuburkan pada hari maut mirip yang dilakukan dikalangan penganut agama islam. Ada juga yang megharuskan orang menanti berminggu-minggu, bahkan bulanan sebelum mayat dikuburkan. Dalam hal ini upacara penguburan mempunyai beberapa tahapan. Suatu upacara biasanya disertai dengan mengorbankan sejmlah binatang ternak sesuai dengan tingkat sosial ekonomi pada masyarakatnya. Ada penguburan mirip ini dikenal pada suku Nias, Batak, Sumba dan Toraja. Penyelenggaraan moral maut dan upacara penguburan mirip itu menelan biaya yang besar sehingga bean itu dipikul oleh segenap keluarga dan dibantu oleh para tetangganya. Berbagai moral dan tata cara penguburan yang ada di indonesia antara lain

a. Tradisi Penguburan Suku Toraja
Menurut iktikad suku Toraja, kalau seseorang meninggal (untuk masuk ke alam baka) diselenggarakan upacara sesuai dengan kedudukan di masa hidupnya.Itulah sebabnya penguburan orang terpandang selalu diselenggarakan secara besar-besaran dengan upacara lengkap dan disertai menyembeli kerbau dan babi hingga puluhan ekor jumlahnya.
Kuburan orang toraja berupa lubang yang dipahatkan pada dindidnbg watu di lereng gunung yang terjal. Dengan meniti tangga bambu sederhana yang disandarkan di tebing empat hingga dengan enam orang membawa peti itu merayap ke atas menuju liang kubur yang telah disiapkan. Sesampainya di lubang kubur mayat diletakkan dalam posisi berdiri dengan wajah menghadap lembah yang indah.
b. Pada masyarakat purba
Sebelum terkena efek hindu-buddha maka moral dan tata cara penguburan orang meninggal sangat sederhana, yakni mayat hanya diletakkan di peti mayat atau kubur batu. Untuk tokoh masyarakat atau kepala suku sebagai orang yang dihormati dan disegani dibuatkan arca atau tugu sebagai peringatan yang dikenal dengan istilah arca nenek moyang. Untuk selanjutnya muncullah tradisi pemujaan terhadap roh nenek moyang.
c. Upacara ngaben
Pada zaman hindu-Buddha banyak upacara moral yang kemudian dikombinasikan dengan upacara keagamaan. Pada masyarakat bali yang sebagian besar raktnya menganut agama hindu, upacara maut didasari oleh iktikad bahwa insan yang mati sanggup menitis kembali. Untuk mempercepat kesempurnaan jasad orang yang meninggal maka mayat harus dibakar. Upacara pembakaran mayat tersebut dikenal dengan nama ngaben.
Setelah pembakaran selesai, abut mayat dihanyutkan dalam sungai atau laut.
d. Masyarakat jawa
Pada masyarakat jawa yang sebagian besar beragama islam, upacara moral maut dan penguburan masih diwarnai oleh tata cara hindu, buddha dan kebudayaan orisinil kewajen. Sebagian penduduk yang menganut fatwa islam muhammadiyah menghilangkan tata upacara selain yang diajarankan dalam agama islam. Namun, secara umum adonan banyak sekali tata upacara itu masih berlaku hingga sekarang.
Seperti halnya pada kelahiran, khitanan, dan perkawinan maka pada maut pun tata cara upacara diikuti rangkaian selatan dan sesaji. Misalnya, pada hari maut disebut geblag, selanjutnya sesaji terus diadakan pada hari ketiga (nelung dina), hari ketujuh (mitung dina), hari keempat puluh (matang puluh dina), hari ke seratus (nyatus). satu tahun (mendak pisan), dua tahun (mendak pindo), dan seribu hari (nyewu). Pada setiap upacara selamatan dilakukan tahlilan atau pemanjatan do’a untuk memohonkan ampun bagi orang yang telah meninggal.
3. Upacara Labuhan
Bentuk tradisi peninggalan nenek moyang yang lainnya yaitu upacara pelabuhan. Tradisi upacara labuhan dilaksanakan setiap tahun sekali oleh kerabat keraton Yogyakarta yang biasanya dilaksanakan pada hari penobatan dan pada waktu ulang tahun penobatan raja (tingalan dalem). Upacara labuhan diselenggarakan di empat tempat yakni di parangkusumo, gunung lawu , gunung merapi, dan dlepih. Hal ini dilatar belakangi bahwa tempat-tempat tersebut pada zaman dahulu dipakai oleh raja-raja mataram untuk bertapa dan bekerjasama dengan roh halus. Upacara ini merupakan tradisi turun temurun semenjak mataram di bawah pemerintahan panembahan senopati hingga sekarang
Upacara labuhan yaitu upacara mengirimkan (melabuh) barang-barang dan sesaji ke tempat-tempat yang dianggap keramat dengan maksud sebagai penolak balak dan untuk keselamatan masyarakat.

4. Tradisi garebeg dan sekaten
Garebeg atau anggerebeg berarti pengawalan terhadap seorang pembesar yang penting, mirip seorang raja. Pada upacara tersebut raja Yogyakarta dan raja Surakarta menampakkan diri di sitinggil dan dikelilingi oleh pengikut-pengikutnya (kerabat-kerabatnya) yang berada di pageleran untuk memperlihatkan penghormatan kepada penguasa.
Upacara gerebeg dilakukan tiga kali setiap tahun oleh keraton Yogyakarta dan keraton surakarta, yaitu pada hari kelahiran Nabi Muhammad saw. (Gerebeg maulud) pada tanggal 12 maulud), hari raya idul fitri (gerebeg pasa) pada tanggal 1 syawal dan hari raya idul adha (gerebeg besar) pada tanggal 10 besar.
Dari tiga garebeg tersebut yang terbesar ialah garebeg maulud yang kemudian dirangkaikan dengan sekaten.
a. Garebeg maulud yaitu pesta yang diadakan untuk memperingati hari kelahiran nabi muhammad Saw. Pada tanggal 12 rabiul awal. Dalam hal ini ada tiga macam perayaan, yakni sekaten (pasar malam), upacara sekaten itu sendiri dan garebeg maulud
b. Perayaan sekaten yaitu perayaan yang berbentuk pasar malam yang biasanya berlangsung 1-2 minggu, bahkan 1 bulan sebelum upacara garebeg maulud dilaksanakan.

B. Proses Percampuran Kepercayaan Lokal, Hindu-Buddha, dan islam dalam kehidupan keagamaan masyarakat di kerajaan-kerajaan bercorak islam

Pada zaman purba sistem iktikad dari zaman megalitikum yang berdasarkan atas animisme, totemisme, dinamisme, dan manisme tetap berkembang meskipun tiba efek Hindu dan buddha. Dengan masuknya agama hindu dan buddha terjadilah similasi iktikad orisinil dengan agama Hindu dan Buddha sehingga melirkan agama Hindu dan buddha bercorak khas indonesia. Dalam seni bangun, terutama seni bangkit candi sangat dipengaruhi oleh seni bangkit pundek berundak dari zaman megalitikum. Arca-Arca nenek moyang yang terdapat di candi, perwujudannya dilukiskan sebagai dewa-dewa hindu dan buddha. Demikian juga pertunjukan wayang yang awalnya merupakan upacara pemujaan arwah telah bercampur dengan kisah ramayana dan mahabarata.

Pada zaman Madya, yakni saat efek islam (yang berlangsung pada era ke-7 hingga dengan era ke-13) maka agama islam pun masuk ke indonesia. Islam semula mempengaruhi daerah-daerah pedalaman. Seperti halnya efek agama Hindu dan Buddha maka islam pun berasimilasi dengan kepekercayaan orisinil dan dipengaruhi oleh agama Hindu-Buddha yang telah muncul lebih dahulu.
Dengan demikian, hingga dengan datangnya efek islam dan kemudian muncul kerajaaan-kerajaan yang bercorak islam terjadi proses percampuran antara iktikad lokal (animisme, totmisme, dinamisme, dan manisme) dengan agama Hindu-Buddha, dan agama islam. Dalam perkembangannya di wilayah kerajaan-kerajaan yang bercorak islam kalau dilihat dari peta keagamaan, terdapat masyarakat yang menganut agama islam, Hindu, Buddha dan juga kepecayaan asli. Bahkan, terdapat pecampuran antara iktikad Hindu-Buddha dengan iktikad orisinil atau iktikad islam dengan iktikad asli, atau antara iktikad orisinil dengn kepercayaaan Hindu-Buddha dan islam.

C. Perbandingan Konsep Kekuasaan di kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha dan kerajaan-kerajaaan bercorak islam.

1. Konsep Kekuasaan di kerajaan-kerajaan bercorak hindu atau buddha
Sejak zaman prasejarah, yaknis sebelum masuknya efek hindu-buddha, bahwasanya tlah terdapat semacam teladan atau sistem tertentu dalam hubngan antara “Pemimpin” dan “Rakyat”. Pada zaman megalitikum telah terdapat struktur pemerintahan yang sederhana. Seorang pemimpin masyarakat yang kurang lebih setingkat dengan desa dipilih berdasarkan asas primus interpares, artinya pemimpin dipilih dari orang yang mempunyai kelebihan dan keunggulan dari yang lain (disegani dan sakti) sehingga bisa melindungi dan mengayomi masyarakatnya.

Dengan adanya efek hindu-Buddha dari india mengakibatkan terjadinya perubahan-perubahan terhadap kebudayaan Indonesia asli. Pengaruh Hindu-buddha bukan saja mengantarkan bangsa indonesia memasuki zaman sejarah, tetapi juga membawa perubahan dalam susunan masyarakatnya, yakni timbulnya kedudukan raja dan bentuk pemerintahan kerajaan. Dengan demikian, teladan kepemimpinan yang ada kemudian meningkat menjadi sistem kerajaan. Itulah sebabnya kemudian muncul sebutan raja. Untuk memperkuat kedudukan raja maka ada kebiasaan untuk mengundang brahmana untuk pentasbihan (abhiseka=penobatan) dan sekaligus menjadikannya sebagai penasihat spritual saja.

Selanjutnya untuk menjaga kelestarian suatu kekuasaan maka muncul prinsip Geneology Kinship (keturunan). Artinya yang berhak menjadi raja yaitu keturunannya. Di samping itu, berdasarkan konsep jawa orang yang menjadi raja ialah orang yang mendapat “Wahyu”. Hal ini memperlihatkan bahwa kekuasaan raja itu datangnya dari atas (dewa=Tuhan). Dengan berlandaskan fatwa Hindu-Buddha maka muncullah “Kultus Dewa raja”, dalam pengertian kekuasa raja mirip dewa. Raja dianggap sebagai penjelmaan ilahi sehingga apa yang dikatakan raja yaitu benar, “Sabda pandita ratu datan kena wola-wali”.
Dengan demikian, efek Hindu-Buddha turuk membentuk konsep kekuasaan yang berpusat pada raja dan munccula “kulus ilahi raja”. Kekuasaan raja sangatlah besar, raja berwenang memerintah seluruh negara (menag wises sa nagari). Di balik kekuasaanya yang besar raja juga harus mengimbangi sehingga tercipta kedamaian dan ketentraman. Oleh lantaran itu, kemudia muncul suatu konsep tentan idealnya seorang raja, yakni harus mempunyai sifat “astrabrata” atau delapan kebajikan sebagai seorang pemimpin mirip yang dimiliki oleh delapan ilahi dalam kepecayaan Hindu, mirip berikut ini
a. Memiliki jiwa dermawan, sifat ilahi Indra
b. Memiliki kemampuan untuk menekan semua kejahatan, sifat ilahi Yama
c. mempunyai kebijaksaan, sifat Dewa Surya
d. Memiliki sifat kasih sayang, weas asih terhadap rakyat, sifat ilahi Candra
e. Memiliki pandangan yang luas dan tajam, sifat Dewa Bayu
f. Mampu membuat keamanan, ketentraman dan kesejahteraan, sifat Dewa Kuweraa
g. Mampu menghadapi banyak sekali macam kesulita, sifat ilahi Baruna
h. Memiliki keberanian yang menyala-nyala dan tekad yang bulat, sifat ilahi Brahma

2. Konsep Kekuasaan di Kerajaan-kerajaan islam
Jika masa Hindu-Buddha, konsep kekuasaan diwarnai oleh nilai-nilai religius Hindu-Buddha sehingga muncul Kultus ilahi raja pada masa kerajaan-kerajaan islam, konsep kekuasaan juga diwarnai nilai-nilai religius, yakni islamisme. Raja pada masa kerajaan-kerajaan islam memakai gelar sultan atau susuhan. Sultan yaitu istilah dalam bahasa arab yang kalau di indonesiakan sama dengan raja yakni penguasa kerajaan. Susuhan dari kata suhun yang artinya terhormat, disembah/dipuji.
Jika pada masa Hindu-Buddha para brahmana berperan sebagai penasihat raja maka pada masa islam yang menjadi penasihat raja ialah pada wali/sunan atau kiai. Raja pada amsa islam juga mempunyai kekuasaan yang besar mirip pada masa kerajaan-kerajaan hindu-Buddha. Bahkan, untuk raja-raja jawa umumnya dan mataram islam khususnya, muncul konsep keagung-binatharaan. Dalam dunia pewayangan kekuasaan yang besar itu bisa digambarkan sebagai gung binathara busuk dhendha nyakrwati (sebesar kekuasaan dewa, pemelihara aturan dan penguasa dunia). Raja tidak hanya berkuasa di bidang politik, tetapi juga di bidang agama sehingga muncul gelar Sayidin Panatagama.
Raja yang dikatakan baik yaitu raja yang menjalankan kekuasaanya dalam keseimbangan antara kewenangannya yang besar dan kewajibannya yang besar juga. Konsep itulah yang disebut keagungbinatharaan, yakni berbudi bawa leksana, ambeg adil para marta, (meluap kecerdikan luhur mulia dan sikap adilnya terhadap sesama). Selain itu, kiprah raja yaitu anjaga tata titi tentreming praja (menjaga keteraturan dan ketenteraman hidup rakyat) Supaya tercapai suasana karta tuwin raharja (aman dan sejahtera). Jika diibaratkan sama dengan konsep hindu-Buddha berua astbarata. Selanjutnya, untuk pelatihan kekuasaan dilakukan dengan menyusun silsilah (silsilah politik) sebagai garis keturunan yang berhak menggantikan takhta kerajaan.

tag : tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam¸ tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam¸ tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam¸ tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam¸ tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam, tradisi lokal, hindu, buddha , dan islam

,

Seni Budaya Dan Macam-Macam Seni Budaya Di Indonesia

hai sobat BLOGGER JEMO LINTANK, masih ingat pembahasan kita barusan ihwal lambang pramuka beserta artinya ? kali ini admin posting ihwal seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia

ingin tau ihwal seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia ? yuk pribadi simak :

seni budaya di indonesia berkaitan erat dengan cara insan menjalani kehidupannya. cara bersosialisasi dengan masyarakat sekitr, cara memenuhi hidupnya hingga masyarakay mengekspresikan perasaan dalam dirinya.

jadi seni budaya tidak hanya berkaitan dengana seni belaka, seni budaya di indonesia di antaranya sebagai berikut :

a. rumah adat

indonesia memiki begitu banyak rumah susila denga ciri khas masing-masing daerah. macam-maca budaya rumah susila contohnya :

1. rumah joglo dari jawa

 masih ingat pembahasan kita barusan ihwal  seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia

Joglo yaitu rumah susila masyarakat Jawa. Bagian-bagian joglo yaitu :
  1. pendapa.
  2. pringgitan.
  3. dalem.
  4. sentong.
  5. gandok tengen.
  6. gandok kiwo.
Bagian pendapa yaitu penggalan paling depan Joglo yang mempunyai ruangan luas tanpa sekat-sekat, biasanya digunakan sebagai tempat pertemuan untuk program besar bagi penghuninya. Seperti program pagelaran wayang kulit, tari, gamelan dan yang lain. Pada waktu ada program syukuran biasanya sebagai tempat tamu besar. Pendopo biasanya terdapat soko guru, soko pengerek, dan tumpang sari.
Bagian Pringgitan yaitu penggalan penghubung antara pendopo dan rumah dalem. Bagian ini dengan pendopo biasanya di batasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi penggalan pringgitan biasanya sebagai ruang tamu.
Bagian Dalem yaitu penggalan tempat bersantai keluarga. Bagian ruangan yang bersifat lebih privasi.

Jenis Joglo

  1. Joglo Limasan Lawakan (atau “Joglo Lawakan”).
  2. Joglo Sinom
  3. Joglo Jompongan
  4. Joglo Pangrawit
  5. Joglo Mangkurat
  6. Joglo Hageng
  7. Joglo Semar Tinandhu
  8. Joglo Kudus
  9. Joglo Jepara
  10. Joglo Pati
Penyebaran di Pulau Jawa, lantaran kedekatan budayanya bangunan ini juga banyak ditemukan di Pulau Madura dan Pulau Bali.

2. rumah gadang dari sumatera barat

 masih ingat pembahasan kita barusan ihwal  seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
Rumah Gadang atau Rumah Godang yaitu nama untuk rumah susila Minangkabau yang merupakan rumah tradisional dan banyak di jumpai di provinsi Sumatera Barat, Indonesia. Rumah ini juga disebut dengan nama lain oleh masyarakat setempat dengan nama Rumah Bagonjong atau ada juga yang menyebut dengan nama Rumah Baanjuang.
Rumah dengan model ini juga banyak dijumpai di Negeri Sembilan, Malaysia. Namun tidak semua daerah di Minangkabau (darek) yang boleh didirikan rumah susila ini, hanya pada daerah yang sudah mempunyai status sebagai nagari saja Rumah Gadang ini boleh didirikan. Begitu juga pada daerah yang disebut dengan rantau, rumah susila ini juga dahulunya tidak ada yang didirikan oleh para perantau Minangkabau.

Fungsi rumah gadang

Rumah Gadang sebagai tempat tinggal bersama, mempunyai ketentuan-ketentuan tersendiri. Jumlah kamar bergantung kepada jumlah perempuan yang tinggal di dalamnya. Setiap perempuan dalam kaum tersebut yang telah bersuami memperoleh sebuah kamar. Sementara perempuan bau tanah dan bawah umur memperoleh tempat di kamar bersahabat dapur. Gadis remaja memperoleh kamar bersama di ujung yang lain.
Seluruh penggalan dalam Rumah Gadang merupakan ruangan lepas kecuali kamar tidur. Bagian dalam terbagi atas lanjar dan ruang yang ditandai oleh tiang. Tiang itu berbanjar dari muka ke belakang dan dari kiri ke kanan. Tiang yang berbanjar dari depan ke belakang menandai lanjar, sedangkan tiang dari kiri ke kanan menandai ruang. Jumlah lanjar bergantung pada besar rumah, bisa dua, tiga dan empat. Ruangnya terdiri dari jumlah yang ganjil antara tiga dan sebelas.
Rumah Gadang biasanya dibangun diatas sebidang tanah milik keluarga induk dalam suku/kaum tersebut secara turun temurun dan hanya dimiliki dan diwarisi dari dan kepada perempuan pada kaum tersebut. Dihalaman depan Rumah Gadang biasanya selalu terdapat dua buah bangunan Rangkiang, digunakan untuk menyimpan padi. Rumah Gadang pada sayap bangunan sebelah kanan dan kirinya terdapat ruang anjung (Bahasa Minang: anjuang) sebagai tempat pengantin bersanding atau tempat penobatan kepala adat, lantaran itu rumah Gadang dinamakan pula sebagai rumah Baanjuang. Anjung pada kelarasan Bodi-Chaniago tidak menggunakan tongkat penyangga di bawahnya, sedangkan pada kelarasan Koto-Piliang menggunakan tongkat penyangga. Hal ini sesuai filosofi yang dianut kedua golongan ini yang berbeda, salah satu golongan menganut prinsip pemerintahan yang hirarki menggunakan anjung yang menggunakan tongkat penyangga, pada golongan lainnya anjuang seperti mengapung di udara. Tidak jauh dari komplek Rumah Gadang tersebut biasanya juga dibangun sebuah surau kaum yang berfungsi sebagai tempat ibadah, tempat pendidikan dan juga sekaligus menjadi tempat tinggal lelaki bakir balig cukup akal kaum tersebut yang belum menikah.

Arsitektur rumah gadang

Rumah susila ini mempunyai keunikan bentuk arsitektur dengan bentuk puncak atapnya runcing yang mirip tanduk kerbau dan dahulunya dibentuk dari materi ijuk yang sanggup tahan hingga puluhan tahun. namun belakangan atap rumah ini banyak berganti dengan atap seng.
Rumah Gadang ini dibentuk berbentuk empat persegi panjang dan dibagi atas dua penggalan muka dan belakang. Dari penggalan dari depan Rumah Gadang biasanya penuh dengan gesekan ornamen dan umumnya bermotif akar, bunga, daun serta bidang persegi empat dan genjang. Sedangkan penggalan luar belakang dilapisi dengan belahan bambu. Rumah tradisional ini dibina dari tiang-tiang panjang, bangunan rumah dibentuk besar ke atas, namun tidak gampang rebah oleh goncangan, dan setiap elemen dari Rumah Gadang mempunyai makna tersendiri yang dilatari oleh tambo yang ada dalam susila dan budaya masyarakat setempat.
Pada umumnya Rumah Gadang mempunyai satu tangga yang terletak pada penggalan depan. Sementara dapur dibangun terpisah pada penggalan belakang rumah yang didempet pada dinding.

Ukiran rumah gadang

Pada penggalan dinding Rumah Gadang di buat dari materi papan, sedangkan penggalan belakang dari materi bambu. Papan dinding dipasang vertikal, sementara semua papan yang menjadi dinding dan menjadi bingkai diberi ukiran, sehingga seluruh dinding menjadi penuh ukiran. Penempatan motif gesekan tergantung pada susunan dan letak papan pada dinding Rumah Gadang.
Pada dasarnya gesekan pada Rumah Gadang merupakan ragam hias pengisi bidang dalam bentuk garis melingkar atau persegi. Motifnya umumnya tumbuhan merambat, akar yang berdaun, berbunga dan berbuah. Pola akar biasanya berbentuk lingkaran, akar berjajaran, berhimpitan, berjalinan dan juga sambung menyambung. Cabang atau ranting akar berkeluk ke luar, ke dalam, ke atas dan ke bawah.
Disamping motif akar, motif lain yang dijumpai yaitu motif geometri bersegi tiga, empat dan genjang. Motif daun, bunga atau buah sanggup juga diukir tersendiri atau secara berjajaran.

3. rumah tongkonan dari sulawesi selatan

 masih ingat pembahasan kita barusan ihwal  seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
Tongkonan yaitu rumah susila msyarakat Toraja. Atapnya melengkung mirip perahu, terdiri atas susunan bambu (saat ini sebagian tongkonan menggunakan atap seng). Di penggalan depan terdapat deretan tanduk kerbau. Bagian dalam ruangan dijadikan tempat tidur dan dapur. Tongkonan digunakan juga sebagai tempat untuk menyimpan mayat. Tongkonan berasal dari kata tongkon (artinya duduk bersama-sama). Tongkonan dibagi berdasarkan tingkatan atau tugas dalam masyarakat (stara sosial Masyarakat Toraja). Di depan tongkonan terdapat lumbung padi, yang disebut ‘alang‘. Tiang-tiang lumbung padi ini dibentuk dari batang pohon palem (banga) dikala ini sebagian sudah dicor. Di penggalan depan lumbung terdapat aneka macam ukiran, antara lain bergambar ayam dan matahari (disebut pa'bare' allo), yang merupakan simbol untuk menuntaskan perkara.
Khususnya di Sillanan-Pemanukan (Tallu Lembangna) yang dikenal dengan istilah Ma'duangtondok terdapat tongkonan yaitu Tongkonan Karua (delapan rumah tongkonan) dan Tongkonan A'pa'(empat rumah tongkonan) yang memegang peranan dalam masyarakat sekitar.
Tongkonan karua terdiri dari:
  1. Tongkonan Pangrapa'(Kabarasan)
  2. Tongkonan Sangtanete Jioan
  3. Tongkonan Nosu (To intoi masakka'na)
  4. Tongkonan Sissarean
  5. Tongkonan Karampa' Panglawa padang
  6. Tongkonan Tomentaun
  7. Tongkonan To'lo'le Jaoan
  8. Tongkonan To Barana'
Tongkonan A'pa' terdiri dari:
  1. Tongkonan Peanna Sangka'
  2. Tongkonan To'induk
  3. Tongkonan Karorrong
  4. Tongkonan Tondok Bangla' (Pemanukan)
Banyak rumah susila yang konon dikatakan tongkonan di Sillanan, tetapi berdasarkan masyarakat setempat, bahwa yang dikatakan tongkonan hanya 12 mirip tercatat di atas. Rumah susila yang lain disebut banua pa'rapuan. Yang dikatakan tongkonan di Sillanan yaitu rumah susila di mana turunannya memegang peranan dalam masyarakat susila setempat. Keturunan dari tongkonan menggambarkan strata sosial masyarakat di Sillanan. Contoh Tongkonan Pangrapa' (Kabarasan)/ pemegang kekuasaan pemerintahan. Bila ada orang yang meninggal dan dipotongkan 2 ekor kerbau, satu kepala kerbau dibawa ke Tongkonan Pangrapa' untuk dibagi-bagi turunannya.
Stara sosial di masayarakat Sillanan di bagi atas 3 tingkatan yaitu:
  1. Ma'dika (darah biru/keturunan bangsawan);
  2. To Makaka (orang merdeka/bebas);
  3. Kaunan (budak), budak masih dibagi lagi dalam 3 tingkatan.
Sejarah Kabarasan:
Pada awalnya Kabarasan dipegang oleh Tintribuntu yang berkedudukan di Buntu Lalanan (rumah susila Buntu sebelah barat). Kemudian Anaknya Tintribuntu yaitu Tome kawin dengan anak dari Tongkonan Sangtanete Jioan (Tongkonan Sangtanete sebelah timur). Sampai dipertahankan oleh Pong Paara' di Sangtanete Jioan. Setelah Pong Paara' meninggal (tidak ada anaknya), balasannya muncul pemberani dari Doa' (Rumah susila Doa') yaitu So'Padidi (alias Pong Arruan). Kabarasan dipindahkann ke Doa'. Kekuasaan lemah di Doa' sesudah So' Padidi meninggal, lantaran semua anaknya yaitu perempuan 3 orang, sehingga muncul tipu kebijaksanaan kancil yang menyampaikan bahwa bisa dipotongkan kerbau 3 ekor saja. Karena minimal kerbau dikorbankan yaitu 4, maka Doa' dianggap tidak bisa memegang kekuasaan. Akhirnya dibawa Boroalla ke Tonngkonan Pangrapa', hingga dikala ini.

( itulah sekilas gosip ihwal seni budaya di bidang rumah susila .. kembali ke seni budaya di indonesia lainnya yuk )

b. kesenian

budaya indonesia tak lepas dari aspek kesenian daerah kesenian itu sendiri merupakan ekspresi insan yang sanggup dinikmati oleh mata dan telinga. di indonesia ada bermacam-macam kesenian, berikut contohnya:

1. sastra ( bahasa )
bahasa yaitu alat komunikasi manusia. di indonesia, kita sanggup menemukan berbagaim macam bahasa, mirip bahasa jawa, bahasa bali,  bahasa batak,bahasa papua, dan masih banyak lagi. semua bahasa itu mempunyai pengucapan yang berbeda-beda, tetapi kita disatukan oleh bahasa nasional indonesia.
seni sastra juga mencakup kisah atau dongeng rakyat. kisah ini biasanya berkaitan erat dengan asal-usul suatu daerah atau kisah kerajaan zaman dahulu. contohnya kisah tangkuban perahu, timun mas, atau kisah malin kundang.

2. lagu
pernahkah kau dengar lagu apuse, kicir-kicir, ampar-ampar pisang, atau cing cangkeling ? semua lagu-lagu dengan bahasa daerah itu merupakan seni budaya kesenian yang menempel pada seluruh penduduk indonesia.

3. tarian
teladan budaya tari di indonesia yaitu tari saman dari aceh, tari pendet dari bali, atau tari piring dari sumatera barat.

4. alat musik
lagu dan tarian daerah tidak akan lengkap tanpa musik. di indonesia, musik daerah dimainkan oleh bermacam-macam alat musik yang mempunyai bunyi yang indah.

teladan beberapa alat musik daerah yaitu :

a. angklung yang terbuat dari bambu

 masih ingat pembahasan kita barusan ihwal  seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesia
Angklung yaitu alat musik multitonal (bernada ganda) yang secara tradisional berkembang dalam masyarakat Sunda di Pulau Jawa penggalan barat. Alat musik ini dibentuk dari bambu, dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan tubuh pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan nada 2, 3, hingga 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil. Dictionary of the Sunda Language karya Jonathan Rigg, yang diterbitkan pada tahun 1862 di Batavia, menuliskan bahwa angklung yaitu alat musik yang terbuat dari pipa-pipa bambu, yang dipotong ujung-ujungnya, mirip pipa-pipa dalam suatu organ, dan diikat bersama dalam suatu bingkai, digetarkan untuk menghasilkan bunyi. Angklung terdaftar sebagai Karya Agung Warisan Budaya Lisan dan Nonbendawi Manusia dari UNESCO semenjak November 2010.

Asal-usul


Tidak ada petunjuk semenjak kapan angklung digunakan, tetapi diduga bentuk primitifnya telah digunakan dalam kultur Neolitikum yang berkembang di Nusantara hingga awal penanggalan modern, sehingga angklung merupakan penggalan dari relik pra-Hinduisme dalam kebudayaan Nusantara. Catatan mengenai angklung gres muncul merujuk pada masa Kerajaan Sunda (abad ke-12 hingga kala ke-16). Asal undangan terciptanya musik bambu, mirip angklung berdasarkan pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi (pare) sebagai makanan pokoknya. Hal ini melahirkan mitos kepercayaan terhadap Nyai Sri Pohaci sebagai lambang Dewi Padi pemberi kehidupan (hirup-hurip). Masyarakat Baduy, yang dianggap sebagai sisa-sisa masyarakat Sunda asli, menerapkan angklung sebagai penggalan dari ritual mengawali penanaman padi. Permainan angklung gubrag di Jasinga, Bogor, yaitu salah satu yang masih hidup semenjak lebih dari 400 tahun lampau. Kemunculannya berawal dari ritus padi. Angklung diciptakan dan dimainkan untuk memikat Dewi Sri turun ke bumi biar tumbuhan padi rakyat tumbuh subur.
Jenis bambu yang biasa digunakan sebagai alat musik tersebut yaitu bambu hitam (awi wulung) dan bambu putih (awi temen). Tiap nada (laras) dihasilkan dari bunyi tabung bambunya yang berbentuk bilah (wilahan) setiap ruas bambu dari ukuran kecil hingga besar.
Dikenal oleh masyarakat sunda semenjak masa kerajaan Sunda, di antaranya sebagai penggugah semangat dalam pertempuran. Fungsi angklung sebagai pemompa semangat rakyat masih terus terasa hingga pada masa penjajahan, itu sebabnya pemerintah Hindia Belanda sempat melarang masyarakat menggunakan angklung, pelarangan itu sempat menciptakan popularitas angklung menurun dan hanya dimainkan oleh anak- anak pada waktu itu.
Selanjutnya lagu-lagu persembahan terhadap Dewi Sri tersebut disertai dengan pengiring bunyi tabuh yang terbuat dari batang-batang bambu yang dikemas sederhana yang kemudian lahirlah struktur alat musik bambu yang kita kenal kini berjulukan angklung. Demikian pula pada dikala pesta panen dan seren taun dipersembahkan permainan angklung. Terutama pada penyajian Angklung yang berkaitan dengan upacara padi, kesenian ini menjadi sebuah pertunjukan yang sifatnya arak-arakan atau helaran, bahkan di sebagian tempat menjadi iring-iringan Rengkong dan Dongdang serta Jampana (usungan pangan) dan sebagainya.
Dalam perkembangannya, angklung berkembang dan menyebar ke seantero Jawa, kemudian ke Kalimantan dan Sumatera. Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung, kemudian permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di sana.
Bahkan, semenjak 1966, Udjo Ngalagena —tokoh angklung yang mengembangkan teknik permainan berdasarkan laras-laras pelog, salendro, dan madenda— mulai mengajarkan bagaimana bermain angklung kepada banyak orang dari aneka macam komunitas.

Jenis Angklung

Angklung Kanekes

Angklung di daerah Kanekes (kita sering menyebut mereka orang Baduy) digunakan terutama lantaran hubungannya dengan ritus padi, bukan semata-mata untuk hiburan orang-orang. Angklung digunakan atau dibunyikan ketika mereka menanam padi di huma (ladang). Menabuh angklung ketika menanam padi ada yang hanya dibunyikan bebas (dikurulungkeun), terutama di Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero), dan ada yang dengan ritmis tertentu, yaitu di Kaluaran (Baduy Luar). Meski demikian, masih bisa ditampilkan di luar ritus padi tetapi tetap mempunyai aturan, contohnya hanya boleh ditabuh hingga masa ngubaran pare (mengobati padi), sekitar tiga bulan dari semenjak ditanamnya padi. Setelah itu, selama enam bulan berikutnya semua kesenian tidak boleh dimainkan, dan boleh dimainkan lagi pada demam isu menanam padi berikutnya. Menutup angklung dilaksanakan dengan program yang disebut musungkeun angklung, yaitu nitipkeun (menitipkan, menyimpan) angklung sesudah dipakai.
Dalam sajian hiburan, Angklung biasanya diadakan dikala terperinci bulan dan tidak hujan. Mereka memainkan angklung di buruan (halaman luas di pedesaan) sambil menyanyikan bermacam-macam lagu, antara lain: Lutung Kasarung, Yandu Bibi, Yandu Sala, Ceuk Arileu, Oray-orayan, Dengdang, Yari Gandang, Oyong-oyong Bangkong, Badan Kula, Kokoloyoran, Ayun-ayunan, Pileuleuyan, Gandrung Manggu, Rujak Gadung, Mulung Muncang, Giler, Ngaranggeong, Aceukna, Marengo, Salak Sadapur, Rangda Ngendong, Celementre, Keupat Reundang, Papacangan, dan Culadi Dengdang. Para penabuh angklung sebanyak delapan orang dan tiga penabuh bedug ukuran kecil menciptakan posisi berdiri sambil berjalan dalam gugusan lingkaran. Sementara itu yang lainnya ada yang ngalage (menari) dengan gerakan tertentu yang telah baku tetapi sederhana. Semuanya dilakukan hanya oleh laki-laki. Hal ini berbeda dengan masyarakat Daduy Dalam, mereka dibatasi oleh susila dengan aneka macam hukum pamali (pantangan; tabu), tidak boleh melaksanakan hal-hal kesenangan duniawi yang berlebihan. Kesenian semata-mata dilakukan untuk keperluan ritual.
Nama-nama angklung di Kanekes dari yang terbesar adalah: indung, ringkung, dongdong, gunjing, engklok, indung leutik, torolok, dan roel. Roel yang terdiri dari 2 buah angklung dipegang oleh seorang. Nama-nama bedug dari yang terpanjang adalah: bedug, talingtit, dan ketuk. Penggunaan instrumen bedug terdapat perbedaan, yaitu di kampung-kampung Kaluaran mereka menggunakan bedug sebanyak 3 buah. Di Kajeroan; kampung Cikeusik, hanya menggunakan bedug dan talingtit, tanpa ketuk. Di Kajeroan, kampung Cibeo, hanya menggunakan bedug, tanpa talingtit dan ketuk.
Di Kanekes yang berhak menciptakan angklung yaitu orang Kajeroan (Tangtu; Baduy Jero). Kajeroan terdiri dari 3 kampung, yaitu Cibeo, Cikartawana, dan Cikeusik. Di ketiga kampung ini tidak semua orang bisa membuatnya, hanya yang punya keturunan dan berhak saja yang mengerjakannya di samping adanya syarat-syarat ritual. Pembuat angklung di Cikeusik yang terkenal yaitu Ayah Amir (59), dan di Cikartawana Ayah Tarnah. Orang Kaluaran membeli dari orang Kajeroan di tiga kampung tersebut.

Angklung Reyog

Angklung Reyog merupakan alat musik untuk mengiringi tarian reyog ponorogo di jawa timur. angklung Reyog mempunyai khas dari segi bunyi yang sangat keras, mempunyai dua nada serta bentuk yang lengkungan rotan yang menarik (tidak mirip angklung umumnya ang berbentuk kubus) dengan hiasan benang berumbai-rumbai warna yang indah. di kisahkan angklung merupakan sebuah senjata dari kerajaan bantarangin ketika melawan kerajaan lodaya pada kala ke 9, ketika kemenangan oleh kerajaan bantarangin para prajurit besar hati tak terkecuali pemegang angklung, lantaran kekuatan yang luar biasa penguat dari tali tersebut lenggang hingga menghasilkan bunyi yang khas yaitu klong- klok dan klung-kluk bila didengar akan mencicipi getaran spiritual.
Dalam sejarahnya angklung Reyog ini digunakan pada film: Warok Singo Kobra (1982), Tendangan Dari Langit (2011)
Dan penggunaan angklung Reyog pada musik seperti: tahu opo tempe, sumpah palapa, kuto reog, Resik Endah Omber Girang, dan campursari berbau ponorogoan.

Angklung Banyuwangi

Angklung banyuwangi ini mempunyai bentuk seperi calung dengan nada budaya banyuwangi

Angklung Bali

angklung bali mempunyai bentuk dan nada yang khas bali,

Angklung Dogdog Lojor

Kesenian dogdog lojor terdapat di masyarakat Kasepuhan Pancer Pangawinan atau kesatuan susila Banten Kidul yang tersebar di sekitar Gunung Halimun (berbatasan dengan jakarta, Bogor, dan Lebak). Meski kesenian ini dinamakan dogdog lojor, yaitu nama salah satu instrumen di dalamnya, tetapi di sana juga digunakan angklung lantaran kaitannya dengan program ritual padi. Setahun sekali, sesudah panen seluruh masyarakat mengadakan program Serah Taun atau Seren Taun di sentra kampung adat. Pusat kampung susila sebagai tempat kediaman kokolot (sesepuh) tempatnya selalu berpindah-pindah sesuai petunjuk gaib.
Tradisi penghormatan padi pada masyarakat ini masih dilaksanakan lantaran mereka termasuk masyarakat yang masih memegang teguh susila lama. Secara tradisi mereka mengaku sebagai keturunan para pejabat dan prajurit keraton Pajajaran dalam baresan Pangawinan (prajurit bertombak). Masyarakat Kasepuhan ini telah menganut agama Islam dan agak terbuka akan efek modernisasi, serta hal-hal hiburan kesenangan duniawi bisa dinikmatinya. Sikap ini besar lengan berkuasa pula dalam dalam hal fungsi kesenian yang semenjak sekitar tahun 1970-an, dogdog lojor telah mengalami perkembangan, yaitu digunakan untuk memeriahkan khitanan anak, perkawinan, dan program kemeriahan lainnya. Instrumen yang digunakan dalam kesenian dogdog lojor yaitu 2 buah dogdog lojor dan 4 buah angklung besar. Keempat buah angklung ini mempunyai nama, yang terbesar dinamakan gonggong, kemudian panembal, kingking, dan inclok. Tiap instrumen dimainkan oleh seorang, sehingga semuanya berjumlah enam orang.
Lagu-lagu dogdog lojor di antaranya Bale Agung, Samping Hideung, Oleng-oleng Papanganten, Si Tunggul Kawung, Adulilang, dan Adu-aduan. Lagu-lagu ini berupa vokal dengan ritmis dogdog dan angklung cenderung tetap.

Angklung Gubrag

Angklung gubrag terdapat di kampung Cipining, kecamatan Cigudeg, Bogor. Angklung ini telah berusia bau tanah dan digunakan untuk menghormati dewi padi dalam kegiatan melak pare (menanam padi), ngunjal pare (mengangkut padi), dan ngadiukeun (menempatkan) ke leuit (lumbung).
Dalam mitosnya angklung gubrag mulai ada ketika suatu masa kampung Cipining mengalami demam isu paceklik.

Angklung Badeng

Badeng merupakan jenis kesenian yang menekankan segi musikal dengan angklung sebagai alat musiknya yang utama. Badeng terdapat di Desa Sanding, Kecamatan Malangbong, Garut. Dulu berfungsi sebagai hiburan untuk kepentingan dakwah Islam. Tetapi diduga badeng telah digunakan masyarakat semenjak usang dari masa sebelum Islam untuk acara-acara yang berafiliasi dengan ritual penanaman padi. Sebagai seni untuk dakwah badeng dipercaya berkembang semenjak Islam menyebar di daerah ini sekitar kala ke-16 atau 17. Pada masa itu penduduk Sanding, Arpaen dan Nursaen, mencar ilmu agama Islam ke kerajaan Demak. Setelah pulang dari Demak mereka berdakwah berbagi agama Islam. Salah satu sarana penyebaran Islam yang digunakannya yaitu dengan kesenian badeng.
Angklung yang digunakan sebanyak sembilan buah, yaitu 2 angklung roel, 1 angklung kecer, 4 angklung indung dan angklung bapa, 2 angklung anak; 2 buah dogdog, 2 buah terbang atau gembyung, serta 1 kecrek. Teksnya menggunakan bahasa Sunda yang bercampur dengan bahasa Arab. Dalam perkembangannya kini digunakan pula bahasa Indonesia. Isi teks memuat nilai-nilai Islami dan nasihat-nasihat baik, serta berdasarkan keperluan acara. Dalam pertunjukannya selain menyajikan lagu-lagu, disajikan pula atraksi kesaktian, mirip mengiris tubuh dengan senjata tajam.
Lagu-lagu badeng: Lailahaileloh, Ya’ti, Kasreng, Yautike, Lilimbungan, Solaloh.

Buncis

Buncis merupakan seni pertunjukan yang bersifat hiburan, di antaranya terdapat di Baros (Arjasari, Bandung). Pada mulanya buncis digunakan pada acara-acara pertanian yang berafiliasi dengan padi. Tetapi pada masa kini buncis digunakan sebagai seni hiburan. Hal ini berafiliasi dengan semakin berubahnya pandangan masyarakat yang mulai kurang mengindahkan hal-hal berbau kepercayaan lama. Tahun 1940-an sanggup dianggap sebagai berakhirnya fungsi ritual buncis dalam penghormatan padi, lantaran semenjak itu buncis menjelma pertunjukan hiburan. Sejalan dengan itu tempat-tempat penyimpanan padi pun (leuit; lumbung) mulai menghilang dari rumah-rumah penduduk, diganti dengan tempat-tempat karung yang lebih praktis, dan gampang dibawa ke mana-mana. Padi pun kini banyak yang pribadi dijual, tidak disimpan di lumbung. Dengan demikian kesenian buncis yang tadinya digunakan untuk acara-acara ngunjal (membawa padi) tidak diharapkan lagi.
Nama kesenian buncis berkaitan dengan sebuah teks lagu yang terkenal di kalangan rakyat, yaitu cis kacang buncis nyengcle..., dst. Teks tersebut terdapat dalam kesenian buncis, sehingga kesenian ini dinamakan buncis.
Instrumen yang digunakan dalam kesenian buncis yaitu 2 angklung indung, 2 angklung ambrug, angklung panempas, 2 angklung pancer, 1 angklung enclok. Kemudian 3 buah dogdog, terdiri dari 1 talingtit, panembal, dan badublag. Dalam perkembangannya kemudian ditambah dengan tarompet, kecrek, dan goong. Angklung buncis berlaras salendro dengan lagu vokal bisa berlaras madenda atau degung. Lagu-lagu buncis di antaranya: Badud, Buncis, Renggong, Senggot, Jalantir, Jangjalik, Ela-ela, Mega Beureum. Sekarang lagu-lagu buncis telah menggunakan pula lagu-lagu dari gamelan, dengan penyanyi yang tadinya pria pemain angklung, kini oleh perempuan khusus untuk menyanyi.
Dari beberapa jenis musik bambu di Jawa Barat (Angklung) di atas, yaitu beberapa teladan saja ihwal seni pertunjukan angklung, yang terdiri atas: Angklung Buncis (Priangan/Bandung), Angklung Badud (Priangan Timur/Ciamis), Angklung Bungko (Indramayu), Angklung Gubrag (Bogor), Angklung Ciusul (Banten), Angklung Dog dog Lojor (Sukabumi), Angklung Badeng (Malangbong, Garut), dan Angklung Padaeng yang identik dengan Angklung Nasional dengan tangga nada diatonis, yang dikembangkan semenjak tahun 1938. Angklung khas Indonesia ini berasal dari pengembangan angklung Sunda. Angklung Sunda yang bernada lima (salendro atau pelog) oleh Daeng Sutigna alias Si Etjle (1908—1984) diubah nadanya menjadi tangga nada Barat (solmisasi) sehingga sanggup memainkan aneka macam lagu lainnya. Hasil pengembangannya kemudian diajarkan ke siswa-siswa sekolah dan dimainkan secara orkestra besar.

Angklung Padaeng

Angklung padaeng yaitu angklung yang dikenalkan oleh Daeng Soetigna semenjak sekitar tahun 1938. Terobosan pada angklung padaeng yaitu digunakannya laras nada Diatonik yang sesuai dengan sistem musik barat. Dengan demikian, angklung kini sanggup memainkan lagu-lagu internasional, dan juga sanggup bermain dalam Ensembel dengan alat musik internasional lainnya.

Angklung Sarinande

Angklung sarinande yaitu istilah untuk angklung padaeng yang hanya menggunakan nada bundar saja (tanpa nada kromatis) dengan nada dasar C. Unit kecil angklung sarinade berisi 8 angklung (nada Do Rendah hingga Do Tinggi), sementara sarinade plus berisi 13 angklung (nada Sol Rendah hingga Mi Tinggi).

Angklung Toel

Angklung toel diciptakan oleh Kang Yayan Udjo sekitar tahun 2008. Pada alat ini, ada rangka setinggi pinggang dengan beberapa angklung dijejer dengan posisi terbalik dan diberi karet. Untuk memainkannya, seorang pemain cukup men-toel angklung tersebut, dan angklung akan bergetar beberapa dikala lantaran adanya karet.

Angklung Sri-Murni

Angklung ini merupakan gagasan Eko Mursito Budi yang khusus diciptakan untuk keperluan robot angklung. Sesuai namanya, satu angklung ini menggunakan dua atau lebih tabung bunyi yang nadanya sama, sehingga akan menghasilkan nada murni (mono-tonal). Ini berbeda dengan angklung padaeng yang multi-tonal. Dengan ilham sederhana ini, robot dengan gampang memainkan kombinasi beberapa angklung secara simultan untuk menirukan imbas angklung melodi maupun angklung akompanimen.

Ensemble angklung

Agar lebih kaya suaranya, angklung sebaiknya dimainkan dengan alat musik lain membentuk ensembel. Beberapa ensembel angklung yang sudah mapan adalah:

Klasik Padaeng

Ensemble angklung klasik yang dikenalkan oleh Pak Daeng Soetigna terdiri atas:
  • Angklung melodi
  • Angklung akompanimen
  • Bas betot
Kombinasi minimal inilah yang paling terkenal dan umum dijumpai dikala konser maupun lomba paduan angklung.

Angklung solo

Angklung solo yaitu konfigurasi dimana satu unit angklung melodi digantung pada suatu palang sehingga bisa dimainkan satu orang saja. Sesuai dengan konvensi nada diatonis, maka ada dua jajaran gantungan angklung, yang bawah berisi nada penuh, sedangkan yang atas berisi nada kromatis. Angklung Solo ini digagas oleh Yoes Roesadi tahun 1964, dan dimainkan bersama alat musik basanova dalam group yang menamakan diri Aruba (Alunan Rumpun Bambu). Sekitar tahun 1969, nama Aruba ini diubahsuaikan menjadi Arumba

Arumba

Arumba yaitu istilah bagi seperangkat alat musik (ensemble) yang minimal terdiri atas:
  • Satu unit angklung melodi, digantung sehingga bisa dimainkan oleh satu orang
  • Satu unit bass lodong, juga dijejer biar bisa dimainkan satu orang
  • Gambang bambu melodi
  • Gambang bambu akompanimen
  • Gendang
Konfigurasi awal ensemble tersebut diperkenalkan oleh Mochamad Burhan sekitar tahun 1966, yang menggunakannya bersama grup "Arumba Cirebon"

Teknik permainan angklung

Memainkan sebuah angklung sangat mudah. Seseorang tinggal memegang rangkanya pada salah satu tangan (biasanya tangan kiri) sehingga angklung tergantung bebas, sementara tangan lainnya (biasanya tangan kanan) menggoyangnya hingga berbunyi. Dalam hal ini, ada tiga teknik dasar menggoyang angklung:
  • Kurulung (getar), merupakan teknik paling umum dipakai, dimana ajudan memegang tabung dasar dan menggetarkan ke kiri-kanan berkali-kali selama nada ingin dimainkan.
  • Centok (sentak), yaitu teknik dimana tabung dasar ditarik dengan cepat oleh jari ke telapak tangan kanan, sehingga angklung akan berbunyi sekali saja (stacato).
  • Tengkep, mirip mirip kurulung namun salah satu tabung ditahan tidak ikut bergetar. Pada angklung melodi, teknik ini mengakibatkan angklung mengeluarka nada murni (satu nada melodi saja, tidak dua mirip biasanya). Sementara itu pada angklung akompanimen mayor, teknik ini digunakan untuk memainkan akord mayor (3 nada), alasannya yaitu bila tidak ditengkep yang termainkan yaitu akord lebih banyak didominasi septim (4 nada).
Sementara itu untuk memainkan satu unit angklung guna membawakan suatu lagu, akan diharapkan banyak pemusik yang dipimpin oleh seorang konduktor. Pada setiap pemusik akan dibagikan satu hingga empat angklung dengan nada berbeda-beda. Kemudian sang konduktor akan menyiapkan partitur lagu, dengan goresan pena untaian nada-nada yang harus dimainkan. Konduktor akan memberi aba-aba, dan masing-masing pemusik harus memainkan angklungnya dengan sempurna sesuai nada dan usang ketukan yang diminta konduktor. Dalam memainkan lagu ini para pemain juga harus memperhatikan teknik sinambung, yaitu nada yang sedang berbunyi hanya boleh tidak boleh segera sesudah nada berikutnya mulai berbunyi.

Berlatih Angklung

Angklung akan terdengar merdu dan megah bila dimainkan beramai-ramai dengan kompak. Untuk itu, diharapkan persiapan dan latihan yang cukup panjang, dipimpin instruktur yang cukup punya pemahaman musik umum maupun angklung. Tahap-tahap persiapannya adalah:
  1. Pilih lagu dengan aransemennya. Lagu yang cocok dimainkan dengan angklung umumnya yang berirama riang, dan bila bisa ada penggalan yang rancak, sehingga bisa diimprovisasi dengan teknik centok. Lagu ini kemudian perlu diaransemen khusus untuk angklung, dengan mempunyai beberapa suara. Untuk latihan, aransemen ini kemudian ditulis di kertas yang besar (biasanya dalam notasi not angka).
  2. Siapkan unit angklung sesuai aransemen. Dari aransemen angklung, bisa diketahui berapa angklung yang diharapkan berdasar rentang nada lagu dan keseimbangan intonasinya.
  3. Kumpulkan pemain dan distribusikan angklung kepada mereka. Jika ada pemain yang memegang banyak angklung, harus diperhatikan biar si pemain tersebut tidak akan pernah memainkan dua angklung pada dikala bersamaan. Untuk itu biasanya digunakan tabel tonjur.
  4. Pemanasan. Sebelum berlatih, sebaiknya lemaskan dulu kaki dan tangan, kemudian lakukan gerakan-gerakan dasar untuk kurulung maupun centok bersama-sama.
  5. Mempelajari lagu. Bersama-sama, pelajari dan telusuri alur lagu, mana bait-bait dan chorus yang harus diulang. Perlahan-lahan mainkan lagu ini dibawah pimpinan konduktor. Disarankan biar selama latihan awal semua nada di-centok saja, jangan dikurulung dulu.
  6. Menghafal not. Perlahan-lahan para pemain diminta menghafal not-not lagu dan penggalan permainannya.
  7. Meningkatkan teknik. Ini tahap polesan akhir, dimana konduktor bisa mulai memimpin dengan menekankan keserempakan permainan, dinamika, maupun penjiwaan.
  8. Koreografi. Jika akan tampil dipentas, bisa mulai dipikirkan improvisasi biar para pemain melaksanakan gerakan yang menarik, tidak berdiri kaku terus menerus.

Angklung interaktif

Angklung interaktif yaitu kegiatan dimana seorang konduktor mengajak banyak orang, yang umumnya awam, untuk bermain angklung beramai-ramai .Kegiatan ini bisa dilakukan di tempat pariwisata atau program ramah tamah. Pada para penerima akan dibagikan angklung-angklung yang sudah diberi nomor sesuai nadanya. Lalu, sang konduktor akan memimpin, biasanya dengan cara:
  1. Konduktor membuka satu layar besar bertuliskan lagu dalam not angka, kemudian mengajak para penerima memainkan angklung yang sempurna dengan menunjuk nada pada layar.
  2. Konduktor mengajarkan isyarat tangan untuk nada-nada tertentu pada penonton, kemudian memimpin suatu lagu dengan memperlihatkan isyarat yang sempurna secara berurutan untuk diikuti para peserta. Isyarat tangan ini di-adaptasi oleh Mang Udjo, berdasar isyarat yang dikembangkan oleh John Curwen.
  3. Sebelumnya, Pak Daeng Soetigna menggunakan isyarat gambar hewan untuk melatih bawah umur TK
 masih ingat pembahasan kita barusan ihwal  seni budaya dan macam-macam seni budaya di indonesiaKLIK DISINI