Misteri Al-Jasassah Di Hadits Dajjal


Assalamualaikum Wr. Wb.,
Ustadz yang terhormat dan dirahmati Allah SWT,
Dalam salah satu hadits shahih Muslim wacana Dajjal, disebutkan juga didalamnya mengenai Al-Jasassah. Apakah yang dimaksud dengan Al-Jasassah itu? dan dalam konteks keseharian dalam hidup kita, apa saja yang tergolong masuk dalam sikap dan tindakan Al-Jasassah tersebut?
Mohon kiranya dijawab ya Ustadz. Terima kasih sebelum dan sesudahnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Wa’alaikumussalam wr. wb.
Saudara Nissa yang dimuliakan Allah swt
Siapakah al Jassasah?
Didalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Fathimah binti Qais berkata,”Aku mendengar bunyi undangan dari muadzin Rasulullah saw untuk melakukan shalat maka saya pun berangkat ke masjid dan shalat bersama Rasulullah saw. Aku shalat di shaff para perempuan dibelakang kaum laki-laki. Ketika shalat sudah selesai, Rasulullah saw duduk diatas mimbar sambil tersenyum ia bersabda,”Demi Allah sebenarnya saya mengumpulkan kalian bukanlah untuk suatu kabar besar hati atau kabar jelek akan tetapi saya mengumpulkan kalian alasannya ialah Tamim ad Dari yang dahulunya seorang pria pemeluk agama Nasranai sekarang telah memeluk islam dan membaiatku.
Ia telah berkata kepadaku dengan suatu perkataan yang pernah saya katakan kepada kalian wacana al Masihaddajjal. Ia mengisahkan perjalanannya kepadaku bahwa ia berlayar dengan sebuah kapal maritim bersama 30 orang pria dari kabilah Lakham dan Judzam. Kemudian mereka terombang-ambing oleh ombak (badai) selama satu bulan. Hingga mereka terdampar di sebuah pulau ditengah maritim didaerah tempat terbenamnya matahari, Lalu mereka duduk (istirahat) di suatu tempat yang terletak sangat bersahabat dengan kapal.
Setelah itu mereka masuk kedalam pulau tersebut kemudian mereka bertemu dengan seekor hewan yang berbulu lebat sehingga mereka tidak sanggup memperkirakan mana ekornya dan mana kepalanya alasannya ialah tertutup oleh bulunya yang terlalu banyak.
Mereka berkata,”Celaka, dari jenis apakah kau ini.” Ia menjawab,”Saya ialah al jassasah. Mereka bertanya,”Apakah al jassasah itu? (tanpa menjawab) ia berkata,”Wahai orang-orang pergilah kalian kepada seorang pria yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita dari kalian!”
Tamim ad Dari berkata,”Katika ia telah menjelaskan kepada kami wacana pria itu, kami pun terkejut alasannya ialah kami menerka bahwa ia ialah setan. Lalu kami segera berangkat sehingga kami memasuki biara tersebut, di sana terdapat seorang insan yang paling besar (yang pernah kami lihat) dalam keadaan terikat sangat kuat. Kedua tangannya terikat ke pundaknya serta antara dua lutut dan kedua mata kakinya terbelenggu dengan besi.
Kami berkata,”Celaka, siapakah kau ini?’ ia menjawab,”Takdir telah memilih bahwa kalian akan memberikan kabar-kabar kepadaku, maka kabarkanlah kepadaku siapakah kalian ini?’ Mereka menjawab,”Kami ialah orang-orang Arab yang berlayar dengan sebuah kapal, tiba-tiba kami menghadapi sebuah maritim yang berguncang kemudian kami terombang-ambing di tengah maritim selama satu bulan dan teradamparlah kami di pulau ini. Lalu kami duduk di tempat yang terdekat dengan kapal kemudian kami masuk pulau ini maka kami bertemu dengan seekor hewan yang sangat banyak bulunya yang tidak sanggup diperkirakan mana ekor dan mana kepalanya alasannya ialah banyak bulunya. Maka kami berkata,’Celaka, apakah kau ini?’ ia menjawab,”Aku ialah al jassasah.’ (Tanpa menjawab) ia berkata,”Pergilah kalian kepada seorang pria yang berada di biara itu. Sesungguhnya ia sangat ingin mendengarkan berita-berita yang kalian bawa! Lalu kami segera menuju tempat kau ini dan kami terkejut bercampur takut alasannya ialah menerka bahwa kau ini ialah setan.”
Ia (laki-laki besar yang terikat itu) berkata,”Beritakanlah kepada saya wacana pohon-pohon korma yang ada didaerah Baisan?” Kami berkata,”Apa yang ingin kau ketahui tentangnya?” Ia berkata,”Saya menanyakan pakah pohon-pohon korma itu berbuah?’ Kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Adapun pohon-pohon korma itu maka ia (sebentar lagi) hampir saja tidak akan berbuah lagi.’
Kemudian ia berkata lagi,”Beritakanlah kepadaku wacana danau Tiberia.’ Mereka berkata,”Apa yang ingin kau ketahui tentangnya? Ia bertanya,”Apakah ia tetap berair?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’adapun airnya, maka ia (sebentar lagi) hampir saja akan habis.’
Kemudian ia berkata lagi,’Beritakanlah kepada saya wacana mata air Zugar.’ Mereka menjawab,’Apa yang ingin kau ketahui tentangnya?’ Ia bertanya,”Apakah di sana masih ada air dan penduduk di sana masih bertani dengan memakai air dari mata air Zugar itu?’ Kami menjawab,’benar, ia basah banyak dan penduduknya bertani dari mata air itu.’
Lalu ia berkata lagi,’Beritakanlah kepadaku wacana nabi yang ummi, apa sajakah yang sudah ia perbuat?’ Mereka menjawab,’Dia telah keluar dari Mekah menuju Madinah.’ Lalu ia bertanya,’Apakah ia diperangi oleh orang-orang Arab?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia bertanya,’Apakah yang ia lakukan terhadap mereka?’ Maka kami memberitahukan kepadanya bahwa ia (Nabi) itu telah menundukkan orang-orang Arab yang bersama dengannya dan mereka menaatinya.’ Lalu ia berkata,’Apakah itu semua telah terjadi?’ kami menjawab,’Ya.’ Ia berkata,’Sesungguhnya ialah lebih baik bagi mereka untuk menaatinya dan sungguh saya akan menyampaikan kepada kalian wacana diriku. Aku ialah al masihuddajal dan sebenarnya saya hampir saja diizinkan untuk keluar. Maka saya akan keluar dan berjalan di muka bumi dan tidak ada satu pun kampung (negeri) kecuali saya memasukinya dalam waktu 40 malam selain Mekah dan Thaibah, kedua negeri itu terlarang bagiku. Setiap kali saya ingin memasuki salah satu dari negeri itu maka saya dihadang oleh malaikat yang ditangannya ada pedang berkilau dan sangat tajam untuk menghambatku dari kedua negeri tersebut. Dan disetiap celahnya terdapat malaikat yang menjaganya.
Ia (Fathimah, si perawi hadits) berkata,”Rasulullah saw bersabda sambil menghentakkan tongkatnya diatas mimbar,”Inilah Thaibah, inilah Thaibah, inilah Thaibah (maksudnya kota Madinah). Bukankah saya sudah memberikan kepada kalian wacana hal itu?’ Orang-orang (para sahabat) menjawab,”Benar.’ Beliau saw berkata,’Saya tertarik dengan apa-apa yang dikatakan oleh Tamim ad Dari, alasannya ialah ia bersesuaian dengan apa-apa yang pernah saya sampaikan kepada kalian wacana Madinah dan Mekkah. Bukankah ia (tempat dajal) terletak di maritim Syam atau maritim Yaman? Dimana Rasulullah saw mengisayaratkan tangannya kearah timur. Ia (Fathimah) berkata,”Hal ini saya hafalkan dari Rasulullah saw.” (HR. Muslim)
Didalam riwayat Ahmad disebutkan bahwa Rasulullah saw pernah mengakhirkan shalat isya pada suatu malam kemudian ia saw keluar dan bersaba,”Aku terhalangi oleh kisah yang diceriakan oleh Tamim ad Dari wacana seorang pria di sebuah pulau di tengah laut. Dan dikala ada seorang perempuan yang terurai rambutnya kemudian ada yang bertanya,”Siapakah kamu?’ perempuan itu menjawab,”Aku ialah al jassasah. Dan pergilah ke biara itu.’ Maka saya (Tamim ad Dari) pun pergi menemui seorang pria yang terurai rambutnya dan terbelenggu oleh besi melompat-lompat antara langit dan bumi.’ Aku pun bertanya,’Siapakah kamu?’ dia menjawab,’Aku ialah dajjal. Apakah tekah diutus seorang nabi yang ummi?’ Aku menjawab,’benar.’ Dia berkata,’Apakah mereka menaatinya atau makasiat terhadapnya?’ saya menjawab,’bahkan mereka menaatinya.’ Dia berkata,’hal itu lebih baik bagi mereka.”
Didalam menjelaskan wacana al jasssasah ini, al ‘Alamah Abu Thayib Abadi menyampaikan bahwa mereka (rombongan Tamim) bertemu dengan seekor hewan melata yang berambut sangat lebat kemudian hewan itu ditanya,”Siapakah kamu?’ dia menjawab,”Aku ialah al jassasah.” Ada yang menyampaikan bahwa untuk menggabungkan antara dia riwayat tersebut yaitu bahwa dajjal mempunyai dua al jassasah. Yang pertama ialah seekor hewan sedangkan yang kedua ialah seorang wanita.
Ada kemungkinan juga bahwa al jassasah ialah setan yang kadang mirip seekor hewan melata dan kadang mirip seorang wanita. Dan setan mempunyai kemampuan untuk merubah bentuk dalam bentuk apa saja yang dia inginkan.
Atau ada kemungkinan bahwa ia ialah seorang wanita, alasannya ialah perempuan juga dinamakan dengan hewan melata sebagai bentuk kiasan sebagaimana firman Allah swt :
وَمَا مِن دَآبَّةٍ فِي الأَرْضِ إِلاَّ عَلَى اللّهِ رِزْقُهَا
Artinya,”Dan tidak ada suatu hewan melata (makhluk Allah yang bernyawa) pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezkinya.” (QS. Huud : 6) – (Aunul Ma’bud juz XI hal 334 – 335)
Prilaku Tajassus Dalam Keseharian
Tentang al jassasah ini, Imam Nawawi menyampaikan bahwa dinamakan al jassasah dikarenakan hewan itu ditugaskan untuk tajasssus atau memata-matai dan memeriksa untuk mencari aneka macam isu yang akan diberikan kepada dajjal. (Shahih Muslim bi Syarhin Nawawi juz XVII hal 104)
Ibnu Manzhur menyampaikan bahwa al jassasah berada disuatu pulau ditengah maritim memata-matai sambil mencari isu yang akan diberikan kepada dajjal.. sebagaimana disebutkan didalam hadits Tamim ad Dari, yang mengatakan,”Saya ialah al jassasah” yaitu hewan yang dilihat disuatu pulau ditengah laut. Dan dinamakan dengan nama itu dikarenakan biantang itu mencari aneka macam isu untuk diberikan kepada dajjal. (Lisanul Arab juz VI hal 38)
Penuturan Imam Nawawi dan Ibnu Manzhur diatas ialah berdasarkan arti bahasanya yang berarti memata-matai, mengintip atau menyelidiki. Sehingga orang yang senantiasa berusaha mencari-cari isu atau informasi disebut dengan al jaasuus. Al Jaasuus juga digunakan untuk orang yang senantiasa mencari-cari malu atau cacat orang lain, sebagaimana disebutkan didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa Rasulullah saw bersabda,”Janganlah kalian saling memata-matai…”
Dan mereka semua tidaklah bisa disebut dengan al jassasah dikarenakan dalil-dalil yang menceritakan wacana al jassasah tidaklah diperuntukkan bagi mereka, sebagaimana klarifikasi diatas meskipun secara lahiriyahnya ada kesamaan prilaku antara keduanya yaitu sama-sama mencari berita.
Wallahu A’lam

courtesy : kala muslim

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Misteri Al-Jasassah Di Hadits Dajjal"

Post a Comment