Hadits Nabi, Air Kencing Bayi Lelaki & Perempuan, Dan Fakta Ilmiah


Penelitian ilmiah modern –yang dilakukan di bidang ini- mengungkapkan adanya perbedaan antara urin (air kencing) bayi pria dan bayi perempuan. Dan salah satu penelitian tersebut yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ashil Muhammad Ali dan Ahmad Muhammad Shalih dari Universitas Dohuk, Irak. Dan kesimpulan penelitian tersebut yaitu sebagai berikut: 

 
Telah selesai proses pengkajian persentase keberadaan kuman dalam urin/air kencing bayi dalam masa menyusu dan bayi yang gres lahir, di mana mereka mengumpulkan sampel urin bayi secara acak yang berjumlah 73 bayi (35 perempuan dan 38 laki-laki). Mereka mengklasifikasikan/mengelompokkannya ke dalam empat kelompok umur; umur di bawah satu bulan, umur satu bulan hingga dua bulan, kemudian (dari dua bulan) hingga tiga bulan dan kemudian lebih dari tiga bulan dengan kemungkinan meningkatnya konsumsi makanan.

Sampel dikumpulkan dan diangkut eksklusif untuk diperiksa secara laboratoris dan proses terus berlanjut selama beberapa bulan, dengan mempertimbangkan kemungkinan tingkat maksimum sterilisasi dan menghindari kontaminasi. 
 
Dan kajian tersebut memakai metode yang dipakai Dr. Hans Christian Gram, yang ditemukan pada tahun 1884 dalam pewarnaan kuman (metode Gram staining), yang mana warna ungu mengatakan kuman Gram faktual dan warna merah untuk negative. Semua sampel yang diuji dengan menentukan bidang kuman mikroskopis untuk menghitung jumlah kuman dengan memakai standar pembesaraan 100 kali lipat. Dan ditemukan bahwa semua Gram negatif, dan diklasifikasikan bahwa ia masuk sebagai kuman Escherichia Coli. 
 
Dan balasannya yaitu sebagai berikut: 
  • Pertama: Pada kelompok usia nol hingga 30 hari, prosentase keberadaan kuman dalam urin bayi perempuan 95,44% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah kuman di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 41,9 sedangkan pada bidang yang sama untuk bayi pria hanya berjumlah 2 saja. 
  • Kedua: Pada kelompok umur (dari satu bulan hingga dua bulan) prosentase keberadaan kuman dalam urin bayi perempuan 91,48% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah kuman di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah dalam bayi pria hanya 2,25. 
  • Ketiga: Pada kelompok usia 2-3 bulan, prosentase keberadaan kuman dalam urin bayi perempuan 93,69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah kuman di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan mencapai 24,1 sementara jumlah pada perkara bayi pria hanya 1,6. 
  • Keempat: Pada kelompok usia lebih dari 3 bulan, prosentase kuman dalam urin bayi perempuan 69% lebih banyak dibandingkan pada urin bayi laki-laki, di mana jumlah kuman di bidang mikroskopis untuk urin bayi perempuan 13,9 sementara dalam perkara urin bayi pria jumlahnya 6,8. 
 
Dan di antara perbandingan di antara jenis yang sama kita cermati bahwa prosentase jumlah kuman pada perempuan (urin bayi perempuan) terus menurun dengan bertambahnya usia, di mana prosentase tersebut pada kelompok usia kurang dari satu bulan yaitu 41,9.

Sedangkan pada kelompok usia di atas tiga bulan kita cermati bahwa prosentasenya turun menjadi 13,9 bertolak belakang dengan apa yang diamati pada laki-laki. Di mana prosentase kuman dalam kelompok usia kurang dari dua bulan lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah yang ada pada kelompok usia di atas tiga bulan ( yaitu 6,8). 
 
Dan kita simpulkan dari hal ini bahwa prosentase kuman pada perempuan yaitu tinggi semenjak hari-hari awal usianya, tanpa melihat perkembangan usia dan terlepas dari apakah ia sudah mulai mengonsumsi masakan atau tidak. Adapun pria maka keberadaan kuman jauh lebih rendah pada hari-hari pertama usianya.

Dan prosentase ini mulai meningkat secara sedikit demi sedikit dengan berlalunya waktu, terutama dikala melewati bulan ketiga dari usianya, yang mana meningkatnya kemungkinan mulai peningkatan prosentase tersebut dengan mengonsumsi masakan .(dinukil dari: nooran
 
Dan dalam penelitian lain, Dr Shalahuddin Badr menetapkan bahwa di sana ada perbedaan antara urin bayi pria yang masih menyusu dengan urin perempuan. Dan kesimpulan penelitian ini yaitu sebagai berikut: 
 
Ilmu pengetahuan pada hari ini menetapkan bahwa urin mengandung kuman pathogen dalam jumlah yang besar, yang menyebabkan penularan banyak jenis penyakit ganas. Di antara kuman ini adalah: 
 
Bakteri E. coli (Escherichia Coli), staphylococcus, difteri, kuman streptokokus, jamur candida, dan lain-lain. Oleh alasannya yaitu itu wajib mencuci, membersihkan badan dan pakaian dari urin ini sehingga tidak terkena penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari jenis kuman pathogen ini. 
 
Ilmu pengetahuan telah menunjukan bahwa urin anak yang gres lahir yaitu steril, dan tidak ada kuman jenis apapun di dalamnya, tapi kemudian sehabis itu ia membawa bakteri, dan kebanyakan kontaminasi kuman berasal dari kanal pencernaan. 
 
Dan Dr. Shalahuddin dalam penelitiannya menegaskan bahwa urin bayi pria yang masih menyusu, yang hanya mengonsumsi ASI saja (susu alami) tidak mengandung kuman jenis apapun. Sementara pada bayi perempuan yang masih menyusu mengandung beberapa jenis bakteri, dan dia mengembalikan hal ini kepada perbedaan jenis kelamin. 
 
Karena kanal kencing perempuan lebih pendek daripada kanal pada laki-laki, di samping sekresi kelenjar prostat yang ada pada laki-laki, yang berperan untuk membunuh kuman. Oleh lantaran itu urin bayi pria –yang belum memakan makanan- tidak mengandung kuman berbahaya.

Dan sebagai akhir dari perbedaan anatomi sistem pembuangan urin pada perempuan dan laki-laki, maka perempuan lebih rentan terhadap kontaminasi kuman dibandingkan laki-laki.

Maka suatu hal yang gampang untuk berpindahnya kuman ke kandung kemih pada wanita, terutama kuman yang berpindah dari ujung sistem pencernaan dan berafiliasi dengan kanal kemih. Dan kebanyakan kuman tersebut yaitu bakter coliform. 
 
Dan dengan melihat sabda dia shallallahu 'alaihi wasallam maka terlihat terang bahwa urin perempuan mengandung kuman penyebab infeksi, oleh lantaran itu harus dicuci. Hal itu lantaran struktur anatomi sistem pembuangan urin, dan kecilnya kanal kemih kalau dibandingkan dengan sistem pada laki-laki. 
 
Ilmu pengetahuan hari ini telah mengungkap bahwa menyusui bayi dengan selain ASI, menyerupai susu formula atau dengan masakan lainnya, baik yang alami maupun buatan menyebabkan terjadinya kontaminasi urin, dimana ASI mencegah keberadaan kuman coliform dalam urinnya.

Dan di sana ada beberapa jenis sukrosa di dalam ASI yang mencegah menempelnya kuman tersebut sel epitel di dalam sistem kemih, yang menyebabkan tidak terjadinya kontaminasi urin dengan kuman coliform, dan dengan demikian urin menjadi steril (Diringkas dari British Medical Journal) 
 
Maka sisi keajaibannya yaitu bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam telah mengetahui hal tersebut semenjak 14 kurun yang lalu, padahal di zaman dia shallallahu 'alaihi wasallam belum ada mikroskop dan alat-alat penelitian canggih yang lainnya. Ini semakin menguatkan kepercayaan kita akan kebenaran anutan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dan sebenarnya yang dia bawa yaitu dari Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Hadits Nabi, Air Kencing Bayi Lelaki & Perempuan, Dan Fakta Ilmiah"

Post a Comment